Grid.ID - Kericuhan antar suporter bola terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadio Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022).
Kronologi kericuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya terjadi lantaran Aremania tidak terima dengan kekalahan tim kesayangannya.
Diduga 127 orang tewas akibat kericuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut.
Kronologi bermula saat Arema FC dan Persebaya Surabaya bertemu dalam pertandingan lanjutan Liga 1.
Awalnya laga kesebelasan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam BRI Liga 1 berjalan seru sejak berjalannya laga.
Kedua kubu saling serang.
Tuan rumah kebobolan terlebih dahulu, 8 menit setelah wasit meniup peluit dimulainya pertandingan.
Pemain Persebaya Silvio Rodrigues Pereira Junior mampu lolos dari jebakan offside dan dengan cepat melesakkan si kulit bundar ke gawang Arema FC. Gol 0-1 untuk keunggulan sementara Persebaya FC.
Berikutnya, tuan rumah melakukan serangan balik.
Sayangnya, hal itu justru membuat barisan pertahanan tuan rumah keropos.
Menit ke-32, Arema FC kembali kebobolan.
Pemain Persebaya, Leo Lelis, berhasil memanfaatkan sebuah tendangan hukuman di depan gawang dan kembali menambah pundi-pundi gol.
Kedudukan 0-2 untuk keunggulan sementara tim Bajul Ijo.
Arema FC baru bisa membalas ketertinggalan lewat gol yang dicetak oleh Abel Camara menit 42 dan tendangan penalti Abel Camara menit 47.
Di babak kedua, Bajul Ijo kembali mencetak gol dan itu menjadi gol kemenangan Bajul Ijo setelah 23 tahun tak pernah menang di kandang Singo Edan.
Gol kemenangan 2-3 Persebaya dicetak Menit 51 oleh Sho Yamamoto.
Sejatinya Arema FC sudah berupaya menyamakan kedudukan dengan melakukan pergantian pemain.
Sayangnya taktik yang diracik Javier Roca tak mampu mengalahkan taktik yang diracik Aji Santoso pelatih Persebaya.
Melansir Surya.co.id suporter langsung menyerbu ke tengah lapangan begitu peliut tanda pertandingan berakhir ditiup.
Mereka tak terima tim kesayangannya kalah.
Lalu, suporter membuat kericuhan di dalam stadion sehingga membuat suasana tidak kondusif.
Akibat kerusuhan tersebut, dua supporter Arema FC dikabarkan meninggal dunia di tempat.
Namun, belum diketahui identitas dari kedua korban tersebut.
Mereka sudah tak bernyawa ketika akan ditolong oleh rekan-rekan media yang bertugas.
Para suporter saling pukul satu sama lain dengan berbagai benda yang mereka bawa dari luar lapangan.
Para petugas keamanan dari TNI-Polri pun kerepotan untuk mengatasi kericuhan tersebut.
Bahkan, kenderaan petugas tampak dihancurkan oleh supporter.
Para pemain dan tIm ofisial Persebaya pun langsung di evakuasi oleh petugas keamanan dari lokasi.
Mereka dibawa menggunakan kendaraan barracuda untuk menghindari penyerangan dari supporter tuan rumah.
Hasil Arema vs Persebaya ini sungguh mencoreng kedigdayaan Singo Edan atas Bajul Ijo.
Arema kalah di Kandang Singa untuk kali pertama setelah 23 tahun lamanya.
Dikutip dari Surya Malang, kekalahan ini menjadi salah satu menyulut emosi suporter Arema yang hadir di Stadion Kanjuruhan.
Mereka langsung berlari ke ruang ganti para pemain Persebaya Surabaya.
Bahkan, Aremania juga mengejar para pemain Arema FC.
Mereka menyalakan flare dan melempar benda-benda yang ada di sekitar lapangan.
Petugas keamanan berusaha melakukan pengamanan.
Gas air mata turut ditembakkan untuk meredam kericuhan yang dilakukan Aremania.
Berdasarkan laporan jurnalis Kompas.com yang bertugas, mobil polisi juga menjadi korban.
Mobil polisi menjadi sasaran amukan massa, dirusak, dan dibakar.
Para pemain Persebaya Surabaya sempat tertahan di Stadion Kanjuruhan kendati sudah masuk ke dalam kendaraan taktis (rantis) milip kepolisian.
Mereka yang sempat tertahan di dalam kendaraan taktis (rantis) dalam kondisi aman.
Sementara di luar stadion, suporter Aremania meluapkan emosi sehingga terjadi kericuhan.
Pada Minggu (2/10/2022) pagi pukul 05.00 WIB, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta melakukan Konfrensi Pers terkait tragedi di stadion Kanjuruhan di Polres Malang.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota polri. Yang meninggal di stadion sebanyak 34 orang. Kemudian 13 mobil rusak, 10 di antaranya mobil dinas polri dan selebihnya mobil pribadi. Sedangkan sebanyak 180 orang masih proses perawatan di rumah sakit. Jumlah penonton sebanyak 40 ribu orang dan tidak semuanya kecewa. Hanya sekitar 3 ribuan yang turun ke lapangan dan bikin rusuh," kata Irjen Nico.
Melalui akun twitter, PSSI mengecam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Kecaman itu dikeluarkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi dalam rilisnya Minggu (2/10/2022) dini hari.
Dalam rilis tersebut Yunus Nusi memastikan panitia pertandingan (panpel) Arema FC akan mendapat sanksi keras jika kerusuhan itu terbukti di dalam lapangan.
Selain sanksi denda, PSSI juga mengancam Singo Edan tidak bisa menjadi tuan rumah dalam beberapa pertandingan. "PSSI sangat mengecam kerusuhan ini. Namun, sekali lagi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa," kata Yunus Nusi.
Guna memastikan data dan fakta mengenai kerushan di Kanjurugan PSSI menerjunkan tim investigasi ke lapangan.
"Tetapi, sanksi keras akan menimpa Arema jika semuanya terbukti. Tim investigasi PSSI akan segera bertolak ke Malang," kata Yunus.
Kerusuhan di Kanjuruhan itu bermula dari kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya, 2-3, dalam Derbi Jawa Timur di pekan ke-11 Liga 1 2022/2023. Bajul Ijo menang berkat gol Silvio Junior (8'), Leo Lelis (32'), dan Sho Yamamoto (51'), sedangkan gol balasan Arema datang lewat brace Abel Camara (42' dan 45+1').
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Sebanyak 127 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia Akibat Kerusuhan Aremania di Stadion Kanjuruhan Malang
(*)
Source | : | Tribunmedan |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |