Beberapa detik berlalu, Soeharto malah memberikan nasehat tentang pentingnya kedisiplinan dalam meraih keberhasilan.
Dengan disiplin, semua yang dilakukan akan lebih terarah, terencana, baik, cermat, sukses, dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Nasehat Bapak itu yang selalu saya tanamkan di diri saya, dalam keseharian saya, maupun dalam saya melakukan tugas dan kewajiban saya," kata Mbak Tutut.
Hari pun berganti, seminggu setelah dipanggil Soeharto, Mbak Tutut meminta stafnya mencari para pengamen yang dimaksud oleh Bapaknya.
Akhirnya staf yang ditugasi berhasil menemukan mereka.
"Nama mereka adalah Arie Langoe alias Munari Arie, Matiyas, Obos Gembok alias Suherman, dan Yanto Bule. Kemudian saya beri tahu keinginan bapak untuk bertemu dengan mereka," ucap Mbak Tutut.
Berdasarkan cerita Mbak Tutut, tampak wajah keempat pengamen jalanan itu tidak karuan, antara bahagia dan tidak percaya.
“Alhamdulillah...,” serempak mereka bersyukur, salah satu dari mereka bertanya, “Ibu, kami tidak bermimpi, kan?,” cerita Mbak Tutut.
“Kalian semua tidak sedang bermimpi,” jawab Mbak Tutut.
“Bapak berkenan menerima kalian, tanggal 23 Agustus, kebetulan hari itu Ibu berulang tahun yang ke-63 tahun," begitu Mbak Tutut menjelaskan kepada para anak jalanan tersebut.
“Siap Bu...,“ serempak mereka menjawab.
Bikin Ngakak, Momen Sopir Kebingungan saat Anak Bule Nangis Ditinggal Ibunya di Bus
Source | : | Tribunmanado.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |