Grid.ID - Perjalanan hidup penjual gorengan berjuluk Herman Molen patut untuk diacungi jempol.
Herman Molen merupakan penjual gorengan yang kini sukses menjadi anggota DPRD.
Rupanya, Herman Molen maju sebagai anggota DPRD lantaran memiliki alasan lain yang memilukan.
Berasal dari keluarga sederhana, Herman Suhadi "menjelma" menjadi seorang politikus yang sukses bahkan kini menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Dia resmi menjabat Ketua DPRD Bangka Belitung, berdasarkan Keputusan DPP PDI Perjuangan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 161.19.149 tahun 2021.
Ia dilantik dan disumpah pada Senin (1/2/2021) lalu, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Babel. Ketika itu Herman menggantikan posisi Didit Srigusjaya (PDIP) yang sebelumnya mengundurkan diri dari Ketua DPRD Babel, karena maju Pilkada di Kabupaten Bangka Tengah.
Herman yang merupakan anak Dusun Dam, Desa Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung ini, ternyata dulunya adalah seorang pedagang, mulai penjual martabak, gorengan, hingga ikan di Pasar Sungailiat.
Dia mencerikan pengalaman hidupanya dari menjual martabak manis/telor serta gorengan, sebelum akhirnya sukses menjadi wakil rakyat di DPRD Bangka Belitung.
Sejak lulus SMA Bakti Sungailiat Tahun 1990 , ia memutuskan untuk merantau bekerja di Jakarta sebagai penjual martabak manis dan telur.
"Setelah saya lulus SMA saya merantau ke Jakarta bekerja dengan orang Bangka, yang berjualan martabak manis dan telur di Jakarta," kata Herman kepada Bangkapos.com, Sabtu (5/11/2022).
Herman mengatakan, selain berdagang, ia juga sempat belajar kursus komputer sebelum akhirnya, memutuskan untuk kembali ke tanah kelahiran di Pulau Bangka, setelah lama merantau.
Selama bekerja di perantauan, Herman banyak mendapatkan ilmu, terutama cara membuat dan berjualan martabak.
"Saya pulang ke Bangka untuk berusaha sendiri, berjualan martabak pakai gerobak sekitar 1995.
Setelah itu jual gorengan pisang molen, tahu, dan tempe. Karena setelah dari Jakarta, ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan diterapkan di Bangka,"katanya.
Herman juga mengaku bertahun-tahun menjual gorengan pisang molen di Pasar Mambo Sungailiat, ia dikenal banyak pelanggan dengan julukan Herman Molen.
"Dulunya kan masih belum ada masih sedikit yang menjual pisang molen. Sehingga saya berdagang itu, sekitar sembilan tahunan lah.
Sampai nama saya top panggilanya Herman Molen, karena berdagang molen," jelas Herman.
Hasil menjual pisang molen dapat membantu keluarganya dan mendapatkan penghasilan untuk kehidupan hari-harinya.
"Sembari saya jualan molen, saya juga kerja sama dengan teman. Ikut jual ikan di Pasar Sungailiat, yang sekarang namanya Pasar Kite, Sungailiat," ujar pria kelahiran Sungailiat 6 Juli 1968 ini.
Ia mengatakan, memilih profesi sebagai pedagang saat itu, diyakini karena jiwa mandirinya, yang ingin mengatur sendiri dari keuangan hingga persoalan lainya.
"Kenapa saya ingin, berdagang, karena saya pikir berdagang itu bisa menjadi bos sendiri, mengatur keuangan sendiri.
Walau dengan jualan menggunakan gerobak. Tetapi gerobak itu milik sendiri dan saya pernah sampai memiliki tiga gerobak. Saat itu jualan dibantu enam orang dari teman dan keluarga saya," katanya.
Herman, yang terlahir sebagai anak tertua, dari delapan bersaudara. Merasa memiliki tanggung jawab besar untuk dapat membantu kehidupan keluarga yang terbilang sederhana dan banyak keterbatasan saat itu.
"Jadi jualan itu untuk hidup, apalagi saya anak tertua, ayah saya telah meninggal, saat adik saya paling bungsu baru berusia satu tahun lebih. Itu juga yang membuat saya tidak betah di Jakarta,"katanya.
Politikus PDI-Perjuangan ini mengakui, saat itu kehidupanya serba sederhana, karena jauh dari hiruk pikuk perkotaan, karena tinggal di dusun yang jauh dari pembangunan.
"Karena kami hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, apalagi dusun tempat saya tinggal dulunya belum tersentuh pembangunan," katanya.
Awal masuk ke dunia politik berawal dari, hobi Herman yang suka berbicara dengan banyak masyarakat.
Yang memutuskanya ingin masuk dalam partai politik, menjadi anggota PDI Perjuangan, hingga beberapa jabatan di partai sempat didudukinya.
"Saya kebetulan punya hobi berbicara, sehingga saat itu melihat PDI Perjuangan sebagai partai oposisi, bisa membenahi negeri ini, termasuk di lingkungan saya. Tetapi kalau saya tidak masuk rana itu bagaimana saya bisa menyuarakan aspirasi masyarakat," kata Herman.
Karena alasan itu, Herman maju mencalonkan menjadi DPRD dapil Pemali-Bakam pada 2004 dan awal mulanya ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Bangka.
Selama berkampanye, Herman mengatakan tidak banyak memiliki modal uang, ia hanya meminta warga memilihnya dengan datang langsung ke setiap rumah yang ada di lingkungan tempat tinggal.
"Saya kampanye door to door, saya hanya minta tolong kepada masyarakat untuk memilih saya dan Alhamdulilah dipercayakan hingga tiga peroide.
Saya juga waktu itu hanya seorang penjual molen, modal apa seorang pedagang molen. Jangankan mobil, motor saja saat itu saya tidak punya, dipinjamkan adik saya," jelasnya.
Herman, saat ini termasuk politikus senior dikalangan PDI Perjuangan Babel, sebelum menjadi anggota DPRD Babel, ia pernah tiga periode menjadi anggota DPRD Kabupaten Bangka, sejak 2004 lalu.
Selama menjabat menjadi anggota legislatif, Herman mengaku, banyak hal yang telah dilakukannya terutama untuk daerah pemilihannya.
"Saat menjadi Anggota DPRD Bangka saya perjuangkan untuk pembangunan jalan di dusan saya tinggal.
Saya ingin jalanya di aspal dan masuk listrik sehingga sama dengan desa lainya walau kami dusun. Karena dusun tempat saya tinggal itu dari Indonesia merdeka sampai 2005 baru mencicipi aspal dan 2006 baru ada listrik," ucapnya.
Selama mengabdi menjadi anggota DPRD, Herman telah melaksanakan dan memperjuangkan aspirasi daerah pemilihan apa yang perlu dilakukan pembangunanya demi kepentingan masyarakatnya.
Termasuk ketika karirnya melejit, menjadi Ketua DPRD Babel, Herman Suhadi, tetap tidak jumawa, dan terus berusaha sederhana dalam berkomunikasi melayani masyarakatnya.
"Jabatan yang kami emban ini merupakan jabatan politis, kami adalah petugas partai sehingga arah perjuangan kami berhaluan yang sama.
Mensejahterakan rakyat, ketika diamanatkan oleh partai untuk menjadi ketua DPRD Babel, kami terus memperjuangan pembangunan di Bangka Belitung, agar bisa menjadi provinsi yang maju sama dengan daerah lain," katanya.
Biodata:
Nama: Herman Suhadi
Tempat Tanggal Lahir: Sungailiat 6 Juli 1968.
Alamat Rumah: Jalan Enggano Nomor tiga, Desa Air Ruai, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka.
Nama Ibu: Almarhum Siti Fatimah.
Nama Ayah: Almarhum Lakone.
Nama Istri: Nuraini.
Nama Anak:
1. Cindy Firslencia
2. Asa Gemilang Puja Esh
3. Junior Qobla Ramadhan
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul: Sempat Dijuluki Herman Molen, Penjual Gorengan Ini Akhirnya Jabat Ketua DPRD Bangka Belitung (*)
Innalillahi, Raffi Ahmad Tumbang saat Ramadhan, Bagaimana Kondisi Suami Nagita Slavina sekarang?