Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Mengonsumsi sayuran memang baik untuk kesehatan, termasuk selada.
Tapi makan selada berlebihan juga tidak boleh, bahkan bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.
Iya, selada yang selama ini dikenal sebagai lalapan bisa berbahaya bagi tubuh, loh.
Sebelumnya diketahui bahwa selada memang kaya akan manfaat bagi kesehatan.
Salah satu keunggulan selada adalah kaya akan vitamin K.
Mengutip Healthline via Kompas.com, dalam 34 gram selada air terdapat 100% RDI untuk vitamin K.
Adapun vitamin K diperlukan untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Vitamin K akan membantu pembentukan jaringan tulang agar tidak mudah keropos.
Selada juga bisa mencegah kanker karena kandungan senyawa fitokimia dan glucosinolates yang diaktifkan menjadi senyawa isothiocynate.
Itu bisa melindungi tubuh dari kanker dan menghalangi penyebaran tumor.
Senyawa tersebut akan mencegah kanker usus besar, paru-paru, hingga prostat.
Selain itu, senyawa isothiocynate yang ditemukan dalam selada air juga bisa menekan pertumbuhan sel kanker payudara, loh.
Namun, tetap mengonsumsi apapun yang berlebihan tidaklah baik, termasuk selada.
Berikut Grid.ID akan menjelaskan berbagai bahaya makan selada berlebihan yang sudah dilansir dari Nakita.id:
1. Nutrisi tidak seimbang
Sepiring sayuran tidak membuat nutrisi tubuh yang seimbang.
Protein tetap diperlukan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel sehat di tubuh, serta membangun jaringan otot baru.
Untuk lemak, ini juga bermanfaat terhadap energi dan fungsi saraf guna meningkatkan penyerapan vitamin dan mineral dari sayuran.
2. Risiko kontaminasi
Sayuran adalah sumber penyebab wabah penyakit bawaan makanan di Amerika Serikat.
Hal itu berdasarkan artikel di CNN.com tahun 2013.
Sebagian besar kontaminasi dapat ditelusuri ke norovirus, menyebar dari air yang tercemar oleh zat feses.
Namun, memang kebanyakan kontaminasi sayuran dapat dicegah dengan sering mencuci tangan dan mengeringkan sayuran secara menyeluruh sebelum diolah.
Untuk mengurangi risiko, kita juga harus menyimpan sayuran secara terpisah dari daging.
Selain itu, rutin membersihkan talenan ketika memasak daging dan sayuran.
3. Pestisida
Pestisida sering digunakan dalam pertanian konvensional.
Nah, ini juga menghadirkan risiko kesehatan bagi konsumen.
Laporan 2013 dari Environmental Working Group menjelaskan bahwa bahan kimia yang umum ditemukan dalam pestisida mengandung neurotoksin.
Itu dapat berdampak negatif terhadap perkembangan sistem saraf bayi dan anak-anak.
Bahkan, pestisida juga dikaitkan dengan infertilitas, mengurangi fungsi kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan penyakit kronis lainnya.
Oleh karena itu, sebaiknya hilangkan residu pestisida dengan mencuci dan menggosok sayuran yang memiliki kulit luar kasar, seperti kentang dan wortel.
(*)
Tegas, BPOM Tarik Produk Suntik DNA Salmon Dokter Richard Lee yang Tak Sesuai Izin Edar
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |