Mengingat saat ini korban gempa hanya tinggal di sebuah tempat pengungsian dengan suhu udara yang relatif rendah.
Selain itu, relawan juga menemukan crop top disko berwarna perak, handuk bernoda cokelat, dan pakaian dalam yang telah robek.
Para relawan menyayangkan benda-benda sumbangan tersebut.
Sebab, tempat penampungan sumbangan untuk korban bencana bukanlah ladang untuk membuang beda-benda tak berguna di rumah.
Relawan bekerja sepanjang waktu sebagai bagian dari upaya bantuan telah menyerukan 'martabat dalam amal'.
Erim Metto, CEO Asosiasi Komunitas Siprus Turki, yang berbasis di London, mengatakan kepada Metro.co.uk bahwa seperlima dari semua donasi dinyatakan 'tidak pantas' atau 'tidak layak digunakan'.
"Kami sangat jelas tentang sumbangan apa yang akan kami terima. Kami memang mengatakan kami tidak akan menerima pakaian yang tidak pantas," katanya, dikutip dari Mirror.co.uk.
Baca Juga: Hilang di Luar Negeri, Dosen UII Yogyakarta Masih dalam Pencarian, Begini Kronologi Lengkapnya!
"Saat donasi masuk, kami melakukan sistem pemilahan" tambahnya.
"Dalam pemilahan, kami menghapus sumbangan bekas, kami menemukan sejumlah benda tidak berguna untuk korban gempa" pungkasnya.
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Tribunstyle |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |