Menurut pihak berwenang Turki, lebih dari 36.000 orang telah tewas, dan jumlah korban tewas terus meningkat .
Sementara itu, pemerintah Suriah dan PBB mengatakan lebih dari 5.800 korban tercatat melintasi perbatasan.
Dunia telah menyaksikan dengan ngeri ketika ratusan ribu orang di kedua negara dibiarkan tanpa tempat berlindung dan pakaian hangat di suhu serendah 0°C.
Metto, seorang pembuat film keturunan Turki-Siprus, mengatakan sumbangan jauh lebih tinggi daripada sumbangan lainnya.
Pada hari gempa terjadi, tempat penampungan sumbangan bernama TCCA menerima lebih dari 240 panggilan telepon dari orang-orang yang sangat ingin membantu.
"Kami telah melakukan banyak skema donasi di masa lalu untuk membantu para tunawisma, orang-orang di Ukraina, dan kami mendukung komunitas selama Covid," kata CEO.
"Tapi kali ini sumbangannya jauh lebih tinggi dari yang kami harapkan. Pada hari Rabu, kami telah mencabut permintaan sumbangan kami" pungkasnya.
Baca Juga: Liburan ke Turki, Mayang dan Doddy Sudrajat Selamat dari Gempa, Terancam Tertimbun saat Tidur di Goa
Sebagian besar organisasi menekankan bahwa uang adalah cara terbaik untuk membantu para korban peristiwa bencana.
Apa yang mungkin merupakan upaya niat baik untuk menyumbangkan barang-barang seperti pakaian, menjadi mimpi buruk logistik ketika harus diangkut melintasi perbatasan.
Metto mengatakan sejumlah organisasi telah mengumpulkan apa pun yang mereka bisa tanpa sistem menyaringnya.
Dia mengatakan banyak truk besar dari badan amal resmi telah mengangkut bantuan ke Turki.
Lanjut, mereka 'menaruhnya di pinggir jalan' karena tidak ada fasilitas penyimpanan yang tersedia.
(TribunStyle.com/Dika Pradana)
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul 'Tak Pantas' Relawan Temukan Bantuan Korban Gempa Turki Berupa Pakaian Dalam Bekas, Bentuk Hinaan?
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Tribunstyle |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |