Grid.ID - Gadis di Surabaya tega bunuh bayi yang baru dilahirkan di toilet kos-kosan.
Perempuan itu menghabisi nyawa anak kandungnya dengan cara sadis dan membuangnya ke dalam tempat sampah.
Kasus ini pun terkuak karena kecurigaan warga.
Polrestabes Surabaya telah menetapkan 2 orang sebagai tersangka atas kasus ini, yakni NT (20) ibu kandung yang membuang bayi tersebut dan pacarnya, HD (19).
Keduanya, terancam Pasal 80 ayat 3 dan 4 dalam UU No 35 tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, dan Pasal 341 KUHP, dengan ancaman kurungan penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan, sebelum menjalin asmara, keduanya berkenalan melalui medsos, sejak bulan Juni 2022 silam.
Hubungan yang makin intens dan mesra membuat keduanya tak cukup hanya bercakap-cakap via gawai.
Keduanya, beberapa kali memutuskan bertemu bahkan menyempatkan waktu untuk bercumbu laiknya pasangan suami istri, memanfaatkan kondisi kosan yang ditempati NT dan kakaknya, lengang.
"Ibu ini setelah menjalin hubungan lebih dari setahun, itu melakukan hubungan gelap. Dan akhirnya sampai hamil," ujarnya pada awak media di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (25/5/2023).
Ternyata, hasil berhubungan intim laiknya suami istri yang dilakukan oleh kedua pasangan itu, membuat NT akhirnya berbadan dua alias hamil.
Mereka tak siap dengan kondisi tersebut.
Baca Juga: Suami Masak Plasenta Bayi dari Istri yang Baru Melahirkan, Disantap Bersama, Begini Rasanya!
Mirzal mengungkapkan, HD sempat beberapa kali meminta disertai paksaan yang cenderung bermuatan intimidasi, kepada pacarnya untuk menggugurkan kandungan tersebut.
NT yang tak kuasa dengan permintaan sang pacar, lantas mengabaikannya.
Hingga akhirnya kondisi perut NT membesar dan fase melahirkan pun tak dapat terelakkan.
Tak pelak, NT melahirkan bayi perempuan berbobot dua kilogram dengan panjang tubuh 57 cm itu, di dalam toilet kamar mandi kosannya.
"Kemudian panik karena bayi ini menangis kemudian mulutnya disumpal dengan tisu di toilet, sampai bayi tersebut tidak bernafas lagi."
"Kemudian dibuang di tong sampah. Di depan kosan ybs atau ibu anak ini," jelasnya.
Kondisi kehamilan yang dialami NT telah genap sembilan bulan.
NT nekat membunuh bayinya karena terdesak paksaan sang pacar.
Sekaligus takut jika anaknya itu diketahui oleh sang kakaknya dan warga sekitar.
"Setelah hamil selama 9 bulan, dan pada saat melahirkan. Karena takut diketahui oleh kakaknya dan masyarakat setempat," katanya.
Namun, berdasarkan hasil penyidikan terhadap kedua tersangka diperkuat dengan keterangan saksi.
Mirzal menyatakan, keputusan untuk membunuh bayi perempuan yang baru dilahirkan oleh NT merupakan keputusan dan kesepakatan antara NT dan HD.
"Iya mereka kedua. Kesepakatan mereka berdua untuk menghabisi nyawa bayi. Karena mereka sepakat untuk agar tidak diketahui orang ataupun keluarga," pungkasnya.
Sementara itu, tersangka atau pacar ibu bayi HD mengakui, selama menjalin hubungan asmara, dirinya dan sang pacar terkadang melakukan hubungan intim di tempat tinggalnya kawasan Bungkal, Sambikerep, Surabaya. Namun, terkadang di kosan sang pacar.
Seraya menundukkan kepala, ia mengakui juga bahwa dirinya sempat meminta sang pacar menggugurkan kandungan tersebut.
HD mengaku takut saat sang pacar dalam keadaan hamil. Dirinya tak siap harus segera menikahi pacarnya itu, dalam waktu dekat.
"Saya jemput kalau main ke Wonokromo. Gantian (tempat bersetubuh). Saya tinggal di Bungkal."
"Iya tahu (pacar hamil). Iya (saya minta menggugurkan). Takut awalnya (alasan suruh gugurkan kandungan). Iya (bertanggungjawab di hadapan hukum)," ujar HD seraya menganggukkan kepada beberapa kali, saat diinterogasi oleh AKBP Mirzal Maulana.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJatim.com. Kosan dua lantai tersebut merupakan fasilitas mes atau tempat tinggal sementara bagi karyawan sebuah SPBU di kawasan Kandangan, Benowo, Surabaya.
NT merupakan adik dari dua orang karyawati SPBU yang tinggal di sebuah kamar kosan bagian lantai dua.
Dan, NT diketahui telah tinggal bersama kakak-kakaknya sejak empat tahun lalu. Selama kurun waktu tersebut, NT bersekolah di sebuah SMA dibiayai oleh kedua kakaknya itu.
Ketua RT 11, Imam Makali mengakui, pihaknya belum mengetahui pasti pekerjaan sosok NT saat ini.
Namun setahu dia selama tinggal di dekat kosan tersebut. Sosok NA baru saja lulus SMA setahun lalu.
Dan selama bersekolah sejak tiga tahun lalu, NT dibiayai oleh kedua kakak perempuannya yang bekerja sebagai karyawati SPBU kawasan Benowo, Surabaya.
"Inisialnya N usia 19-20 tahun. Karena tahun kemarin baru lulus sekolah. Dan kakaknya kerja di pom bensin semua. Tinggal di sini sekitar 3-4 tahun," katanya saat ditemui TribunJatim.com
Menurut Imam Makali, pengungkapan tersangka atas kasus penemuan mayat bayi perempuan dalam tong sampah tersebut, merupakan hasil kepintaran anggota kepolisian.
Beberapa jam pascapenemuan mayat bayi tersebut, proses olah TKP dan menggali keterangan para saksi yang dimungkinkan terlibat di dekat lokasi, terus dilakukan oleh anggota kepolisian.
Bahkan, lanjut Imam Makali, pihak kepolisian juga sempat memeriksa sejumlah sudut CCTV di sepanjang jalan, sekitar TKP, hingga dini hari. Termasuk, meminta memori penyimpanan video CCTV miliknya.
"Ya mungkin itu kepintaran polisi, ya tanya tanya warga sekitar, mungkin ada warga yang tahu. Kok biasanya gini gini kok lain," ujarnya.
Terlepas dari kerja cepat dari anggota kepolisian. Imam Makali mengatakan, beberapa warga setempat terutama kalangan 'emak-emak' beberapa bulan belakangan ini, sempat mendapati kecurigaan kalau sosok NT sedang berbadan dua alias hamil.
Para emak-emak sekitar permukiman kosan tersebut, mendapati adanya hal janggal dari cara berjalan NT yang khas laiknya wanita yang sedang mengandung.
Yakni langkah kedua kalinya melebar, yang menandakan ayunan langkah kakinya ke depan terhalang besarnya kondisi perut.
"Kayanya begitu (jalan sulit terhalang perut). Ada ibu-ibu yang melihat, kalau jalan pagi-pagi itu, seperti orang hamil. Terus waktu kejadian. Orang itu tidak kepo; ada apa ada apa. Kok santai, dan langsung pergi," jelasnya.
Selain itu, beberapa tahun lalu, warga setempat juga kerap merasa resah dengan kebiasaan NT yang acap beberapa kali mengajak pasangan laki-lakinya yang belum jelas keabsahan status hubungannya, ke dalam kosan, saat kedua kakak-kakaknya sedang bekerja.
Saking meresahkannya, pihak keamanan RT setempat berkali-kali menegur NT untuk tidak kembali melakukan perbuatannya mengajak laki-laki atau pacarnya berdua-duaan di dalam kosan.
"Terus dulu pernah ditegur oleh seksi keamanan sering bawa pacar. Jadi mengarahkan ke situ."
"Sering pulang malam, sering pacaran, dan sering ditegur sama seksi keamanan, sebelum saya jadi RT," ungkapnya
Kecurigaan demi kecurigaan tersebut makin diperkuat dengan perangai NT pada saat mayat bayi tersebut ditemukan oleh salah seorang warga dan membikin geger permukiman sekitar.
Imam Makali juga sempat melihat cara NT bersikap atas temuan mayat bayi tersebut, terbilang aneh.
Pasalnya, tak seperti kebanyakan warga sekitar yang cenderung penasaran dengan adanya mayat bayi tersebut.
Sosok NT tampak sekonyong-konyong keluar dari kosan dengan perangai datar dan biasa. Lalu berjalan menuju ke arah pintu keluar gang permukiman setempat.
"Seolah-olah ingin menghindari kerumunan. Iya si N sempat dimintai identitas oleh polrestabes."
"Saya lihat kok santai orangnya. Saya juga curiga kok santai kok gak kepo. Kok malah. Langsung pergi padahal ditempat kosnya begitu banyak orang," pungkasnya.
Sekadar diketahui, kronologi penemuan mayat bayi terbungkus kantung kresek, di dalam wadah tong sampah, tepat depan bangunan deretan kosan dua lantai Jalan Tengger Rejo Mulyo V/D No 03, Kandangan, Surabaya, Jumat (19/5/2023) kemarin, diungkap oleh M Sholichin (71) warga setempat.
Baca Juga: Nenek Ini Hasut Cucu Sulungnya untuk Lakukan Tindakan Keji sampai Nyaris Bunuh Adik Sendiri
Ia merupakan penemu pertama mayat bayi tersebut. Kondisi mayat bayi tersebut, menurutnya, mengenaskan.
Selain sekujur tubuhnya masih berlumuran darah, dengan kondisi plasenta tali pusar atau ari-ari masih belum terpotong.
Pada bagian mulut mungil bayi tersebut, terdapat sebuah benda tutup botol penyemprot cairan (spray) yang masih terdapat selang kecil menjulur sepanjang 15 cm.
Sholichin mengatakan, dirinya menemukan mayat bayi tersebut, saat hendak mencari botol dan kardus bekas dari tong sampah tetangga sebelah kanan rumahnya itu.
Terdapat dua tong sampah berbahan plastik di depan bangunan kosan tersebut. Tong pertama dibuka, isinya kosong.
Kemudian, saat membuka tong kedua, matanya terbelalak, melihat kantung kresek kecil terdapat seonggok daging penuh darah.
Penasaran dengan benda tersebut, ia berupaya membuka sedikit bagian atas plastik berwarna putih pembungkusnya.
Aroma anyir darah menyeruak kuat.
Semula Sholichin mengira, benda tersebut hanyalah boneka yang sengaja dibuang di dalam tong sampah tersebut.
Namun, saat ia melihat terdapat bentuk jemari kecil tergenggam di dalamnya.
Sholichin lantas melaporkan temuannya itu ke rumah ketua RT setempat, yang bertetangga dengannya tepat depan rumah.
Selain bersimbah darah. Sholichin mengatakan, kondisi bayi tersebut terbilang miris.
Apalagi, pada bagian mulut bayi seperti tersumpal sebuah benda tutup botol penyemprot cairan (spray) yang masih terdapat selang kecil menjulur sepanjang 15 cm.
"Iya alat itu (spray) disumpal ke mulut bayi," katanya, saat ditemui TribunJatim.com di depan rumahnya, Sabtu (20/5/2023).
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Polisi Beber Motif Pelaku Pembuang Jasad Bayi Perempuan di Tong Sampah: Malu, Hasil Hubungan Gelap
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Tribunjatim.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ayu Wulansari K |