Grid.ID - Pilu, wanita hamil 7 bulan ini dipaksa melayani pria hidung belang karena dijual kekasihnya sendiri.
Tak peduli dengan kondisi pacarnya yang hamil 7 bulan, wanita itu dipaksa untuk open BO.
Bila menolak, wanita hamil itu justru mendapatkan kekerasan.
Bahkan perut berisi janin yang belum lahir dengan tega ditendang saat ia menolak berhubungan intim dengan klien sang kekasih.
Beruntung, aksi perdagangan wanita itu terungkap.
Tak sendiri, rupanya ada 30 wanita yang menjadi korban dan dijadikan pekerja seks komersial (PSK) oleh pasangannya sendiri.
Hal itu diungkap Paralegal Officer Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM), Nurul Safaatun.
"Iya, ada kasus itu, total 30 orang yang kami data di enam bulan ini," ujar Nurul.
"Satu di antaranya ibu hamil 29 Minggu (7 bulan) jadi PSP di kawasan karaoke Kota Semarang," sambungnya.
Mengutip TribunJateng.com, korban dipaksa untuk melayani pria hidung belang, dan apabila menolak, mereka akan dianiaya pasangannya sendiri.
Korban ibu hamil pun sempat mengalami penganiayaan.
Ibu hamil tersebut perutnya ditendang.
"Korban takut melapor hanya terdokumentasikan saja," papar Nurul.
Tak hanya itu, ada juga yang dipaksa untuk melayani empat pria hidung belang di hari yang sama.
Korban tersebut telah menolak, namun pasangannya tetap memaksa karena empat orang tersebut sudah memesan di aplikasi pesan.
"Korban sudah konfirmasi capek tetapi si pacar menargetkan harus mendapatkan uang sekian sehingga harus dilayani," terangnya.
Nurul mengatakan, para korban tersebut merupakan kelompok rentan kekerasan, dan tak berani melaporkan karena ketakutan.
Mereka tak memiliki keberanian, sehingga suaranya tak terdengar.
"Kami edukasi dan motivasi tapi tetap tidak berani melapor dengan beberapa pertimbangan," jelasnya.
Para korban tak berani melapor, kata Nurul, karena ada beberapa pertimbangan.
Misalnya, ketika melapor harus melakukan visum, namun baik polisi dan dokter biasanya akan menormalisasi karena dianggap bagian dari risiko pekerjaan.
Padahal, para korban tak ada yang bercita-cita menjadi PSP.
"Padahal mereka tidak memiliki cita-cita menjadi PSP," katanya.
Ada pula alasan karena para korban belum menjadi perempuan independen.
Mereka masih bergantung pada pasangan mereka.
Selain itu, ada pula yang tak berani melapor karena alasan anak.
"Ada yang tak mau melapor karena alasan keselamatan anak," ucapnya.
Nurul pun menambahkan, pihaknya akan tetap melakukan pemantauan serta mendorong para korban untuk melapor.
"Kami pantau terus kalau bisa mereka segera melapor," terangnya.
Dari data yang dimiliki SPEK-HAM, Nurul menyebutkan ada 30 lebih perempuan yang diperdagangnya selama enam bulan ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ibu Hamil 7 Bulan di Semarang Dijual oleh Pasangannya Sendiri, Korban Akan Dianiaya jika Menolak
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |