Grid.ID - Sosok Raja Tutankhamun memiliki banyak misteri yang tak terpecahkan.
Ia telah menjabat takhta sebagai Firaun di usia 10 tahun.
Namun ternyata Raja Tutankhamun memiliki kondisi fisik yang buruk akibat hasil hubungan sedarah alias inses.
Sarkofagus Raja Tutankhamun pertama kali ditemukan seorang arkeolog Inggris bernama Howard Carter pada 16 Februari 1023.
Penemuan itu memicu intrik dan misteri tentang raja muda dari zaman Mesir Kuno.
Banyak pertanyaan muncul tentang sosok Raja Tutankhamun yang meninggal di suia 19 tahun.
Berikut beberapa fakta Raja Tutankhamun yang menarik untuk disimak.
Hasil Hubungan Inses
Melansir Intisari Online, fakta yang paling mengejutkan tentang Raja Tut adalah bahwa dia adalah hasil dari hubungan inses antara Firaun Akhenaten dan saudara perempuannya sendiri.
Hal ini diketahui dari hasil tes DNA yang dilakukan pada tahun 2010.
Tes DNA juga mengungkapkan bahwa Raja Tut menikahi saudara tirinya, Ankhesenamun, yang juga merupakan anak dari Akhenaten dan saudara perempuannya.
Mereka memiliki dua anak perempuan yang meninggal saat masih dalam kandungan.
Tes DNA terhadap mayat mumi Raja Tutankhamun menunjukkan bahwa penguasa Mesir ini sekitar tahun 1300 SM sebenarnya memiliki kelainan genetik dan bertubuh lemah.
Teknik forensik modern dan teknologi medis masa kini telah mengungkap detail yang menyediakan petunjuk tentang apa yang mungkin memengaruhi kematian Raja Tut.
Hasil tes DNA dan pindai CT menunjukkan bahwa ia mengidap malaria.
Sementara tulang kaki bagian bawah yang retak dan agak cacat merupakan bawaan lahir yang dipercaya sebagai efek perkawinan sedarah yang umum dilakukan di kalangan bangsawan Mesir.
Dia kemungkinan memiliki langit-langit mulut sumbing, kaki bengkok, dan skoliosis, serta tengkorak memanjang dan cacat.
Dia mungkin membutuhkan tongkat untuk berjalan dan bukti menunjukkan dia menderita malaria karena sistem kekebalan yang lemah.
Firaun Mesir menghormati pernikahan saudara kandung, karena legenda bahwa dewa Osiris menikahi saudara perempuannya, Isis, untuk mempertahankan garis keturunan murni.
Kelainan yang Bisa Dialami Anak Hasil Perkawinan Sedarah
Salah satu alasan mengapa perkawinan sedarah dilarang adalah karena risiko kesehatan yang bisa terjadi.
Anak yang terlahir dari hubungan inses akan memiliki risiko genetik atau risiko kelainan bawaan.
Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat terkait dengan perkawinan sedarah.
1. Penyakit Genetik Resesif
Perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko kelahiran anak dengan kelainan genetik yang diwarisi secara resesif.
Biasanya, orang yang membawa satu salinan gen resesif yang sama tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut.
Namun, jika pasangan dengan hubungan sedarah memiliki gen resesif yang sama, risiko anak mereka menderita penyakit genetik tersebut meningkat.
2. Risiko Penyakit Autosomal Resesif
Beberapa contoh penyakit autosomal resesif yang lebih umum adalah anemia sel sabit, fibrosis kistik, talasemia, dan gangguan metabolik yang serius.
Risiko kelahiran anak dengan penyakit ini lebih tinggi jika orang tua memiliki hubungan sedarah.
3. Penyimpangan Genetik
Perkawinan sedarah juga dapat meningkatkan risiko kelahiran anak dengan kelainan fisik atau intelektual yang serius.
Peluang untuk mewarisi penyimpangan genetik yang mungkin ada dalam keluarga dapat meningkat dengan perkawinan sedarah.
4. Kerentanan terhadap Penyakit
Anak yang lahir dari perkawinan sedarah juga dapat memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah atau kerentanan terhadap penyakit tertentu.
Ini dapat meningkatkan risiko infeksi atau penyakit lainnya pada masa kanak-kanak mereka.
5. Penurunan Keanekaragaman Genetik
Perkawinan sedarah juga dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman genetik dalam populasi keluarga.
Akibatnya dapat mempengaruhi kemampuan keluarga tersebut dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan peningkatan risiko kelainan genetik pada generasi mendatang.
6. IQ Rendah
Perkawinan sedarah dapat berdampak negatif pada kemampuan intelektual anak, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan gangguan perkembangan.
7. Bibir Sumbing
Bibir sumbing adalah cacat bawaan umum yang bisa terjadi akibat adanya kelainan genetik pada kedua orang tua.
Anak-anak dengan langit-langit mulut sumbing mengalami kesulitan berbicara dan makan.
8. Kelahiran Pematur dan Kelainan Bentuk Fisik
Anak-anak dari perkawinan inses rentan lahir dalam kondisi prematur dan memiliki berat badan lahir rendah.
Mereka juga cenderung memiliki kelainan bentuk fisik.
Itu dia beberapa bahaya yang bisa muncul pada anak hasil hubungan inses.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Kompas.com,Intisari Online,chat gpt |
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |