Motivasinya saat itu cukup sederhana, hanya ingin cari untung.
Pada awalnya, Benny Tjokro hanya mengeluarkan modal beberapa juta rupiah saja untuk bermain saham,
Namun modalnya meningkat saat lulus kuliah hingga mencapai ratusan juta.
Ayah Benny Tjokro waktu itu lebih senang anaknya berbisnis ketimbang main saham.
Salah satunya dengan membantu mengurus bisnis Keris Gallery.
"Disuruh ngurusin pertanian, juga pernah. Disuruh dagang semen sampai ke Timor Timur, pernah. Bangun rumah, pernah. Bikin pom bensin, pernah. Bebasin tanah, pernah. Jadi pengalaman saya sudah macam-macam," kata Benny Tjokro dalam wawancara dengan Kontan, 1 Februari 2019.
Benny Tjokro lantas meneruskan bisnis sang ayah yang kini menjelma menjadi Hanson International.
Dulu, ini merupakan pabrik garmen kecil yang ayahnya ambil alih.
Namun, waktu krisis moneter 1007-1998, kondisinya menjadi sangat berat sehingga harus menjalani restrukturisasi.
Lewat perusahaan Hanson International, Benny Tjokro merambah bisnis properti residensial.
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan