Ia menambahkan, partisipasi perempuan saat ini masih di bawah 30 persen, sehingga sangat penting adanya peningkatan partisipasi perempuan.
"Ini supaya pengambilan keputusan politik yang lebih akomodatif dan subtansial, selain itu. Menguatkan demokrasi yang senantiasa memberikan gagasan terkait perundang undangan pro perempuan dan anak-anak di ruang publik. Pemerintah membuka lebar peluang perempuan yang ingin berpartisipasi dalam dunia politik sehingga dibuatlah peraturan daerah tentang kesetaraan gender," terangnya.
Selain itu, Susi menegaskan saat menjadi calon legislatif itu bukan untung-untungan, tetapi memang hasil pilihan masyarakat.
"Persepsi itu salah sekali, caleg yang terpilih itu berarti diberi kepercayaan dan amanat oleh masyarakat sebagai salah satu pemimpin di daerah tersebut agar menjadi daerah yang lebih baik," ungkapnya.
Lebih jauh, Susi mengakui walaupan saat ini ia telah sibuk menjadi wakil rakyat, dirinya tetap menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya.
Baca Juga: Didukung Raffi Ahmad, Jeje Govinda dan Nisya Ahmad Terjun ke Politik
"Walaupun saya terjun di dunia politik tugas saya seorang ibu, bukan berarti saya tidak mempunyai sifat ibu, buat anak anak saya dan istri untuk suami saya," kata Susi
"Kami sebagai keterwakilan perempuan harus pandai membagi waktu di mana saya harus perperan sebagai seorang ibu dan di mana saya harus berperan menjadi salah satu keterwakilan perempuan di parlemen," terangnya.
Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan peranan ibu sangat penting, dalam keluarga Susi ingin tetap menjadi istri soleha untuk suaminya.
"Ingin menjadi istri yang soleha dan menjadi ibu yang teladan untuk anak anak saya," katanya.
(Bangkapos.com/Riki Pratama)
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kisah Susi Sempat Jadi Bahan Candaan Orang, Sekarang Sukses Menjadi Anggota Dewan Bangka Belitung
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | BangkaPOS |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |