"Secara otomatis, untuk aktivitas sebagian masyarakat lebih banyak ke Malaysia," kata Hendra saat ditemui di Pasar Entikong, Rabu (16/8/2023) pagi.
Sejumlah dusun di Desa Suruh Tembawang itu juga berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk Malaysia.
Situasi itu, Hendra meluruskan, tak ada kaitannya dengan rasa nasionalisme.
Warga kampungnya tetap tegak lurus kepada NKRI dan memiliki kebanggaan tersendiri sebagai warga Indonesia.
Hanya saja, dari sisi jarak tempuh, kampungnya memang jauh lebih dekat ke Kota Kuching, Malaysia dibandingkan ke Kota Entikong, Kalimantan Barat.
Perbandingannya pun cukup jauh. Bila hendak menuju ke Kota Kuching, waktu tempuhnya tidak sampai 60 menit.
Sementara itu, apabila hendak menuju ke Entikong, waktu tempuhnya bisa seharian.
"Itu pun harus melewati jalan terjal, harus menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi khusus, serta menyeberangi dua sungai," jelas Hendra.
Situasi ini berdampak salah satunya pada aktivitas ekonomi warga.
Melihat letak permukiman kedua negara yang sangat berdekatan, lanjut Hendra, interaksi di antara mereka pun sama seperti yang terjadi di perkampungan lainnya.
Saling bersosialisasi, saling berkomunikasi.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | TribunStyle.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Siti M |