Akhirnya Kun Adnyana, Sutjipto Adi, Lugas Syllabus, dan Made Arya Palguna naik panggung untuk epilog 'Indonesia: The Land of Art'.
Studio seni langsung dari Made 'Kun' Adnyana yang terkenal, memamerkan ciri khasnya dan sapuan seni kontemporer pemenang penghargaan pada gambar tinta yang digabungkan dengan warna akrilik yang dipengaruhi oleh studinya tentang seni Bali dan sejarah seni, yang bertujuan untuk menghadirkan relevansi memori kolektif kuno kepada generasi baru, sekaligus menjabat sebagai Rektor dan Associate Professor di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Bali.
Sementara itu, temukan perjalanan transformatif sebagai Sutjipto Adi yang merupakan tokoh terkemuka dalam karya foto-realistis yang direstrukturisasi secara geometris yang menyampaikan kesan kosmik mengalami evolusi artistik saat ia berusia 60 tahun, menggambarkan seni rupa kontemporer Indonesia melalui komposisinya yang avant-garde, mencurahkan isi hati dan jiwanya sebagai cerminan perasaannya terhadap dinamika kehidupan saat ini.
Selain itu, mencerminkan studionya yang sebenarnya di Yogyakarta, studio Lugas Syllabus menggambarkan seni teater lanskap dan puisi harapannya yang memenangkan penghargaan, menggabungkan unsur-unsur dari budaya pop, media, dan teknologi yang menyatu dengan ingatan, sejarah, dan cerita rakyat.
Terakhir, nikmati karya naratif Made Arya Palguna yang kerap menampilkan gaya melukis makhluk hidup yang berbeda seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang menjadi simbol kritik sosial, lelucon, dan parodi terhadap kehidupan kita sehari-hari, yang digambarkan dalam berbagai media seperti lukisan, patung, dan instalasi seni.
Sepanjang pameran, akan diselenggarakan juga talkshow yang bermanfaat, menyediakan platform bagi media, kurator, akademisi seni, dan peminat untuk menggali perspektif dan perjalanan artistik seniman.
Diskusi mendalam ini akan menyoroti peran seni dalam membentuk budaya, melestarikan warisan, dan mendorong perubahan masyarakat.
Pembukaan "Indonesia: The Land of Art" dijadwalkan pada 11 Agustus 2023, dan akan ditandai dengan acara peluncuran yang spektakuler, membuat para hadirin terhanyut dalam keajaiban seni rupa Indonesia.
Pameran akan ditutup pada 3 November 2023, dengan acara penutup khusus yang menawarkan kesempatan terakhir bagi pengunjung untuk menjelajahi dunia kreativitas Indonesia yang menawan.
“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kesempatan untuk bekerja sama dengan The Apurva Kempinski Bali untuk 'Indonesia: The Land of Art'."
"Membawa galeri ke khalayak yang lebih luas dengan konsep studio seni yang unik adalah suatu kehormatan sejati bagi komunitas seni."
"Kami berharap dapat memicu lebih banyak minat untuk mengapresiasi kancah seni rupa Indonesia melalui sesi interaktif dengan seniman kami dan karya seni luar biasa yang dipamerkan."
"Terima kasih telah berbagi panggung dengan kami untuk memperkuat identitas dan rasa seni rupa visual Indonesia," kata Abdes Prestaka, Art Director dari Kita Art Friends.
“Kami sangat berterima kasih atas kesempatan, bahwa bersama Kita Art Friends, kami menghidupkan seni Indonesia. Melalui 'Indonesia: The Land of Art', kita dipersatukan melalui seni saat merayakan keindahan dan semangat Indonesia melalui kreativitas. dan budaya Apresiasi tulus kami kepada talenta luar biasa yang telah memberi kami keistimewaan wawasan tentang esensi seni rupa Indonesia dan untuk menjembatani tradisi dengan modernitas," ujar General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet.
(*)
Sulit Ceraikan Erin Taulany? Permohonan Talak Andre Taulany Sampai Ditolak 2 Kali oleh Hakim, Ini Penyebabnya: Tidak Terbukti
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |