"Panglima ngasih tahu kepada pak Presiden Soekarno, untuk saat ini; "jangan kamu paksakan IKN di Kalimantan, karena ada beberapa hal yang akan terjadi terutama di beberapa tahun kemudian," jelasnya.
Saat itu, menurut Panglima Pajaji, IKN tak jadi dipindahkan, namun kemudian pecahlah Perang Sampit.
"Maka itu, Sekarang saya pribadi, meminta agar Pemerintah negara Ri untuk tidak memaksakan IKN di Kalimantan tepatnya di kalimantan Timur," ujarnya.
Sebab apapun alasannya dan apapun cerita, jika masih dilakukan, maka bahaya akan terjadi.
"Kalian siap-siap, jika tak mau dengar pesan saya, akan kalian lihat sendiri, ingat baik-baik pesan saya," jelasnya.
Panglima Pajaji pun mengingatkan masyarakat Dayak untuk waspada.
Sebab, jika IKN masuk, mereka bisa saja akan terpinggirkan.
"Ingat musuh kita ada di depan mata, ingat persatuan Dayak, untuk Dayak-Dayakku yang sudah tahu biarkan paksakan IKN, dan mereka tahu nanti, akibatnya," jelasnya.
Panglima Pajaji mengatakan, pernyataan ini bukan mengancam, tetapi lebih mengingatkan akan kondisi pembangunan IKN di masa mendatang.
Ia juga mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak memaksakan IKN pada kondisi saat ini.
Sebab banyak resiko yang akan diambil.
Panglima Pajaji berharap hal ini menjadi pertimbangan.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul: Sosok Panglima Guntur Legenda Suku Dayak yang Dulu Tegur Soekarno Soal IKN Diungkap Panglima Pajaji (*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya