Garuda pun melanjutkan perjalanannya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan ayahnya, Begawan Kasyapa.
Karena merasa lapar, ia pun meminta makan kepada ayahnya. Kemudian, Begawan Kasyapa memberitahu bahwa nanti Garuda akan bertemu dengan dua orang, Wibhawasu dan Supratika.
Mereka adalah kakak-beradik yang saling mengutuk. Wibhawasu mengutuk adiknya menjadi gajah (gaja), sedangkan Supratika mengutuk kakaknya menjadi kura-kura (kaccapa).
Sehingga, mereka menjadi gaja-kaccapa raksasa. Ketika bertemu di jalan, Garuda segera memakan mereka seperti pesan dari ayahnya.
Kemudian, Garuda menuju ke gunung tempat para dewa menyembunyikan tirta amerta.
Tempat itu sangat ketat penjagaannya, tetapi dengan kesaktiannya Garuda dapat melewati semua rintangan dan membawa pulang tirta amerta.
Garuda dihadang oleh Dewa Wisnu dan Indra untuk membujuknya agar tidak menyerahkan tirta amerta pada para naga, tetapi diserahkan kembali pada para dewa.
Garuda tidak mau menyerahkannya, tetapi Garuda berjanji akan menyerahkan kembali tirta amerta ketika ibunya terbebas dari perbudakan.
Garuda menawari Dewa Wisnu untuk meminta apapun asalkan bukan tirta amerta. Dewa Wisnu pun meminta Garuda untuk menjadi kendaraannya dan hal itu dituruti oleh Garuda.
Setelah sampai di tempat para naga, Garuda menyerahkan tirta amerta itu kepada para naga, namun sebelumnya Garuda berpesan agar para naga bersuci terlebih dahulu karena air itu adalah air suci.
Para naga pun bergegas mandi dan meninggalkan guci berisi tirta amerta.
Baca Juga: Harian Kompas Rilis Koleksi NFT Bertajuk Sembilan Hari yang Menentukan, Intip Isinya
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |