Grid.ID – “Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”, kalimat tersebut mungkin terdengar klise bagi sebagian orang. Namun faktanya, kesehatan jiwa dan fisik memang saling berkaitan.
Mengingat pentingnya pengetahuan akan kesehatan mental, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) Richard Hunter bahkan menggagas Hari Kesehatan Mental Dunia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Oktober.
Ada alasan mengapa WFMH ditetapkan untuk menyerukan pentingnya menjaga kesehatan mental. Salah satunya, karena gangguan kesehatan mental bisa mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Kondisi mental yang buruk dapat membuat seseorang sulit bersosialisasi, bekerja, menjalin hubungan, hingga merawat diri sendiri.
Pada beberapa kasus, masalah mental juga bisa memberi efek instan pada penderitanya. Dilansir dari American Psychological Association (APA), ketika seseorang mengalami stres, tak sedikit dari mereka juga merasakan gejala fisik, seperti sakit perut atau sesak napas.
Untuk kasus yang lebih berat seperti depresi, laman Mental Health Foundation juga menemukan bahwa penderita penyakit ini juga rentan mengalami penyakit jantung koroner dan kanker, akibat perubahan pada sistem kekebalan tubuh maupun hormon.
Masalah kesehatan mental di Indonesia
Di Indonesia, isu kesehatan mental juga masih perlu mendapat perhatian. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, diketahui bahwa lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental dan emosional.
Sebanyak 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Adapun penderita terbanyak didominasi oleh kaum perempuan dengan persentase sebesar 70 persen.
Dikutip dari riset yang dipublikasikan National Library of Medicine pada 2015, masalah kesehatan mental pada perempuan umumnya disebabkan oleh tekanan kehidupan, perubahan hormonal seperti menstruasi, melahirkan, dan menopause, hingga trauma masa kecil dan penyakit tertentu.
Baca Juga: 5 Shio Paling Banyak Lahirkan Pebisnis Sukses, Cuma Modal Mental Baja
Ciri gangguan mental
Sama seperti penyakit fisik, penyakit mental juga kerap menimbulkan beberapa gejala.
Beberapa gejala umum yang biasa terjadi diantaranya meliputi perubahan mood dan emosi, seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, kecemasan yang berlebihan, marah yang tak terkendali, atau perasaan hampa.
Selain itu, gangguan tidur dan perubahan pola makan juga bisa terjadi.
Seseorang dengan gangguan kesehatan mental umumnya mengalami seperti insomnia atau keinginan untuk terus tidur. Dalam hal pola makan, beberapa orang memiliki keinginan berlebih untuk makan atau kehilangan nafsu makan.
Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami perubahan perilaku, seperti kehilangan minat atau semangat akan aktivitas yang sebelumnya dinikmati, kesulitan berkonsentrasi, serta mudah merasa putus asa atau berpikiran negatif.
Baca Juga: Menjelajahi Misi Mencari Sang Makanan Harapan bersama Penulis Buku Mental Tempe
Redakan masalah mental dengan menjaga fisik
Karena kesehatan fisik memiliki hubungan erat dengan mental, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut, gejala gangguan kesehatan mental juga bisa diredakan dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga.
Dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang berfungsi untuk mengurangi rasa, stres, serta membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tiga rekomendasi aktivitas fisik untuk meredakan masalah mental.
1. Berjalan kaki
Jalan kaki dikenal sebagai salah satu terapi efektif untuk meredakan masalah mental. Saat berjalan kaki, kamu bisa mengalihkan pikiran dengan melihat situasi yang ada di lingkungan sekitar, sehingga pikiran menjadi lebih jernih dan tenang.
Selain manfaat mental, berjalan kaki juga dapat membantu meningkatkan kebugaran tubuh, menjaga energi, serta membuat tidur menjadi lebih lelap.
2. Yoga
Untuk mengurangi rasa cemas dan stres, kamu bisa mengatasi gangguan ini dengan rutin melakukan yoga.
Dilansir dari Healthline, yoga dapat membantu mengurangi masalah mental karena melibatkan praktik yang menggabungkan gerakan tubuh, pernapasan, dan meditasi.
Dengan berlatih yoga secara teratur, kadar stres dan kecemasan pada pikiran pun bisa berkurang secara signifikan. Melakukan gerakan ringan seperti latihan pernapasan bahkan bisa memperbaiki mood.
Kabar baiknya, berlatih yoga tidak melulu harus dilakukan dengan bantuan coach atau mengikuti kelas khusus. Kamu bisa memulai praktik baik ini dengan menonton tutorial di media sosial atau melalui YouTube.
Untuk mengetahui pose sekaligus memantau manfaat sebelum dan sesudah melakukan yoga, kamu juga bisa menggunakan aksesori pelacak aktivitas tubuh, seperti Garmin Venu 3.
Smartwatch dengan desain trendi ini hadir dengan fitur animated on-screen workouts yang mampu memperlihatkan berbagai pose yoga dari layar jam tangan.
Selain itu, Garmin Venu 3 juga dilengkapi dengan dukungan fitur mindful breathing untuk memonitor bagaimana kondisi pernapasan selama melakukan yoga di rumah.
Bagi pemula, kamu juga bisa mengakses fitur descriptive training effect untuk mendapatkan penjelasan lebih detail mengenai efek dan manfaat dari olahraga yang dilakukan.
3. Meditasi
Selain yoga, kamu juga bisa melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran. Berbeda dengan yoga yang ikut memfokuskan gerakan tubuh, meditasi justru dilakukan dengan memfokuskan diri pada pikiran, perasaan, atau objek tertentu.
Bagi kamu yang belum terbiasa melakukan meditasi, Garmin Venu 3 bisa kamu gunakan sebagai pemandu aktivitas ini.
Untuk melakukan meditasi, kamu bisa memilih mode “Meditation” dan ikuti petunjuk. Selama sesi meditasi berlangsung, jam akan mengeluarkan suara yang menenangkan, seperti seperti suara ombak atau rintik hujan.
Smartwatch juga akan mencatat detak jantung, level stres, hingga frekuensi pernapasan untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi tubuh.
Agar kesehatan mental tetap terjaga, lakukan ketiga aktivitas ini secara rutin, serta lengkapi dengan mengonsumsi makanan bergizi setiap hari. Yuk, jaga kesehatan mental dengan rutin bergerak setiap hari!
Padahal Biasanya Cantik Kinyis-kinyis, Kondisi Wajah Jennifer Dunn Mendadak Bentol-bentol dan Merah Semua, Ada Apa?
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |