Nurani sendiri merupakan salah satu wanita yang menemukan pasangan lewat pasar tersebut.
Menurutnya, puncak keramaian Pasar Jodoh terjadi sekitar tahun 90-an.
Pasar jodoh lebih dikenal dengan istilah "jaringan" oleh masyarakat sekitar.
Jaringan merujuk pada tradisi untuk menjaring pasangan hidup.
"Di sini memang ajang pertemuannya laki-laki dan perempuan."
"Apalagi kalau terang bulan, kan nelayan-nelayan pada balik dari melaut," kata Nurani seperti dikutip Grid.ID pada Selasa (2/1/2024).
Melansir Tribun Trends, sejarah Pasar jodoh bermula dari kemarau panjang yang terjadi di daerah tersebut.
Melihat wilayah Indramayu yang dilanda kekeringan, Pangeran Dryantaka pun membuat sumur sebagai sumber mata air.
Sumur yang diberi nama Temenggung itu konon tidak pernah kering sepanjang tahun.
Pangeran Dryantaka mempersilakan masyarakat untuk mengambil air di sumur tersebut.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Tribun Jabar,Tribun Trends |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |