Nah, di sanalah kemudian masyarakat saling bertemu untuk menimba air dan ujung-ujungnya terjadilah perkenalan.
Dari tujuan awalnya datang untuk menimba air, warga lambat laun memakai momen tersebut untuk mencari jodoh.
Ditambah lagi warga dari desa lain pun ikut datang karena penasaran dan ingin membuktikan peruntungan mereka dalam mencari jodoh.
Maka sejak itu, sumur Temenggung pun berubah jadi Pasar Jodoh.
Nurani bercerita, di wilayah sumur ini dahulu banyak sekali pedagang yang berjualan.
Banyak pula laki-laki dan perempuan yang sengaja nongkrong di sana untuk berikhtiar cari pasangan.
Dari situlah perkenalan di mulai.
Saling memperkenalkan nama, rumah, pekerjaan, dan sebagainya.
Jika ada yang merasa saling cocok, para pemuda dan gadis itu akan menjalin hubungan.
Baca Juga: Belum Lagi Menikah Usia Cerai dari Muzdalifah, King Nassar Berharap Kembali dapat Jodoh
Proses ini dikenal dengan sebutan sanja.
"Pada tahun 2010 itu masih ramai, cuma ke sininya sepi sampai sudah tidak ada lagi."
"Kan zaman sekarang bisa kenalan lewat facebook lewat apa, serba online," tandas Nurani.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Tribun Jabar,Tribun Trends |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |