"'Mas, nggak semua hal harus dinillai pakai uang, saya tahu jenengan punya uang, sepedanya mahal, tapi ini setoran saya belikan gorengan sama susu jahe. Ini penanda bahwa di jalan, mas itu juga sama kayak saya,'" ujarnya menirukan si tukang parkir.
Saat itu juga dirinya menyadari bahwa selama ini dirinya terlalu angkuh.
"Meneng, diem dong. Wah, itu hilang aku egonya. Itu ngerasa malu, kayak, ya tukang parkir ini kan pennghasilannya tidak setinggi saya, sekolahnya tidak setinggi saya, tapi dia setorannya buat susu jahe," terangnya.
Hal itu pun membuat dokter Tirta menyadari sesuatu yang berguna dalam hidup selain segala hal yang telah ia miliki.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Ayu Wulansari K |