Grid.ID - Geger kasus kematian seorang ibu yang dibunuh oleh anaknya di Kupang, NTT.
Tak hanya dibunuh, sang ibu juga disayat lehernya dan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Lantas bagaimana kronologinya?
Dilansir dari Tribuntrends.com, kejadian pilu itu menimpa seorang wanita berusia 78 tahun di Kupang, NTT.
Wanita lansia itu bernama Yashinta Imelda Tyseran.
Jasad wanita yang berprofesi sebagai pedagang kue itu ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan.
Ia ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher dan biji bola mata dicungkil.
Setelah dilakukan penyeledikan, Polisi mengamankan seorang pelaku berinisial AM.
Parahnya, AM adalah anak dari korban.
AM akhirnya diamankan di Mapolsek Kota Raja di depan Gereja GMIT Syalom Air Nona, Kota Kupang.
AM diketahui tak memiliki pekerjaan dan hanya beraktivitas di rumah.
Ia juga memiliki seorang istri dan anak, namun sang istri telah meninggalkannya karena tak punya pekerjaan.
Sementara itu, enazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara RSB Titus Uli Kupang Sabtu malam pukul 21.06 Wita
Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol Aldinan Manurung membenarkan bahwa korban YIT meninggal dengan kondisi adanya luka lubang terbuka di bagian leher sebelah kanan dan luka pada bola mata sebelah kanan.
"Pada saat anggota mendatangi TKP, korban ditemukan meninggal tidak wajar, karena adanya bekas luka dengan kondisi lubang terbuka pada bagian leher sebelah kanan, dan adanya luka pada bola mata sebelah kanan," kata Kapolresta Kupang Kota Kombes Pol Aldinan Manurung
Meski begitu, saat ditemukan oleh RRAM (anak korban yang lain), tubuh korban tidak ada darah.
"RRAM yang tinggal bersama korban, sekitar pukul 08.00 wita, sementara ikut kerja bakti di gereja dalam rangka persiapan malam Paskah namun pada pukul 10.00 Wita, RRAM kembali ke rumah untuk mandi namun tidak bertemu dengan korban.
Selanjutnya iya kembali ke gereja untuk melanjutkan kerja bakti," jelas Aldinan Manurung.
Setelah pukul 18.00 wita, RRAM akhirnya menemukan jasad korban.
RRAM mengaku menemukan korban terlentang di atas kasur di dalam dapur rumah dengan kondisi kaku sudah tak bernyata.
"Melihat keadaan korban, RRAM langsung berteriak dan meminta tolong warga sekitar TKP, serta memberitahukan kejadian tersebut kepada EHM (60) yang merupakan adik ipar dari korban untuk segera datang.
Warga sekitar yang menjadi geger, kemudian segera menghubungi Polsek Kota Raja," papar Kapolresta.
Baca Juga: 5 Shio Paling Suka Ngajak Deep Talk Pas Konflik, Pantang Diam-diaman dan Gosipin Orang di Belakang
Atas kejadian tersebut, penyidik telah memeriksa beberapa saksi, yaitu RRAM dan EHM serta EJM.
"Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk secepatnya mengetahui penyebab kematian korban, dan jenazah korban telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Drs. Titus Ully untuk dilakukan visum," ujarnya.
Sayangnya, belum diketahui motif pelaku melakukan hal itu.
Untuk diketahui, suami YIT telah meninggal dunia.
Dalam keseharian, korban tinggal bersama dengan anak kandungnya, yaitu EJM dan RRAM.
Menurut keterangan warga, EJM sedang dalam keadaan sakit gangguan mental.
Kisah Lainnya: Bos Madu Bunuh Mantan Anak Buahnya karena Ditagih Utang Lebih Galak
Menurut Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, insiden pembunuhan Ginanjar (30) oleh ES, seorang bos madu dari Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terjadi karena motif dendam.
Dilansir dari Kompas.com, ES merasa berutang kepada korban, yang sebelumnya merupakan karyawannya dan juga seorang penjual madu.
Dalam kronologi kejadian, ES awalnya menagih utang kepada Ginanjar, namun pertemuan tersebut berujung pada pertengkaran. Selain itu, ES mengklaim bahwa Ginanjar telah meracuni ikan hias miliknya hingga mati.
Meskipun merasa kesal dan marah, ES merasa takut akan kemampuan ilmu kebal yang dimiliki oleh Ginanjar. Namun, rasa keberanian ES muncul setelah dia mengajak dua rekannya, AS dan AL, untuk membantu dalam eksekusi terhadap Ginanjar.
ES meminta AS untuk memancing Ginanjar ke lokasi eksekusi dengan berpura-pura sebagai pembeli madu. Pada Senin (23/3/2024) dini hari di Tanara, Kabupaten Serang, Banten, korban akhirnya ditemukan tewas dengan luka bacok dan tusukan.
Untuk menghilangkan bukti-bukti, ES membuang senjata tajam dan barang-barang milik korban ke laut di Pulau Cangkir, Tangerang. Setelah itu, ES melarikan diri ke kampung halamannya. Namun, petugas berhasil melacaknya dan menangkapnya di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, pada Selasa (26/3/2024).
Sementara itu, tersangka lainnya, AS, juga berhasil ditangkap di sebuah kontrakan di Kalodran, Kota Serang, pada hari yang sama. Saat ini, Tim Resmob Polres Serang masih melakukan pengejaran terhadap tersangka AL yang masih melarikan diri.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |