Grid.ID - Koki ternama Anthony Bourdain ditemukan tewas pada Jumat (08/06/2018) pagi di kamar hotelnya di Paris.
Berita tentang kematian cheff kenamaan dunia ini menimbulkan kesedihan bagi para penggemar dan orang-orang yang mengenalnya.
Bourdain, diketahui tengah mengerjakan sebuah serial yang ditayangkan CNN tentang tradisi kuliner di seluruh dunia.
Program TV kuliner itu bertajuk Parts Unknown.
Bourdain memulai perjalanannya di kancah internasional sebagai seorang penulis.
Di sepanjang kariernya, Bourdain dikenal karena kecerdasan dan kemampuannya dalam bercerita.
BACA JUGA Robby Purba Perlihatkan Pesona Kecantikan Ibunda dan Saudara Perempuannya, Bak Bidadari!
Tulisannya dipenuhi tentang kisah-kisah di balik dapur restoran-restoran di kota New York dan pemikirannya tentang tempat-tempat yang ia kunjungi.
Karya Bourdain menggambarkan arti kehidupan dengan makanan, perjalanan dan pertukaran budaya.
Melansir dari laman Insider (09/06/2018), Grid.ID telah merangkum beberapa quote dari Anthony Bourdain tentang kehidupan dan makanan.
Quote-quote itu berasal dari kutipan tulisan dan wawancara Bourdain dalam beberapa dekade terakhir.
'Di Amerika, dapur profesional adalah tempat perlindungan terakhir dari ketidakcocokan. Ini adalah tempat bagi orang-orang dengan masa lalu yang buruk untuk menemukan keluarga baru'
Bourdain memulai perjalanan kariernya di kancah internasional dengan menulis sebuah esai tentang kehidupannya sebagai seorang koki di New York City.
BACA JUGA Ringgo Agus Rahman Beri Peringatan Keras untuk Pacar Masa Depan Bjorka
Esai ini kemudian berkembang menjadi buku dengan judul Kitchen Confodential: Adventures in the Culinary Underbelly.
"Saya menyukai keanehan kehidupan dapur: para pemimpi, para crackpots, para pengungsi dan para sosiopat yang bekerja sama dengan saya", tulis Bourdain dalam esainya.
'Makanan mungkin bukan jawaban untuk perdamaian dunia, tetapi ini adalah langkah awal'
Baourdain melihat Parts Unknown sebagai cara untuk menghubungkan dunia atas tradisi budaya bersama.
Hampir semua orang menyukai makanan.
BACA JUGA Posting Foto Wisuda Sang Anak, Celine Evangelista Banjir Pujian
Hal ini ia tunjukkan di dalam wawancara PBS News 2016.
'Begitu Anda berkunjung ke Kamboja, Anda tidak akan pernah berhenti ingin mengalahkan Henry Kissinger sampai mati dengan tangan kosong'
Perjalanan dunia yang dilakukan Bourdain memberinya perspektif yang kuat tentang urusan internasional.
Dalam kunjungannya ke Kamboja, Bourdain pernah mengkritik mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger atas pemboman AS Kamboja pada 1969 dan 1970.
Hal ini kemudian dituangkan dalam bukunya A Cook's Tour: Global Adventures in Extreme Cuisines pada 2001.
"Kau tidak akan pernah lagi bisa membuka koran dan membaca tentang pengkhianatan, pembunuh yang mematikan itu duduk untuk mengobrol dengan Charlie Rose, atau menghadiri urusan dasi hitam untuk majalah baru yang mengkilap tanpa tercekik", lanjutnya.
BACA JUGA Simak deh, Ekspresi Terkejut Minho SHINee Saat Disambut Kerumunan Fans di Bandara Yordania
"Saksikan apa yang dilakukan Henry di Kamboja - buah kejeniusannya untuk kewarganegaraan- dan Anda tidak akan pernah mengerti, mengapa ia tidak duduk di dermaga Den Haag di sebelah Milosevic".
'Jika Anda seorang penulis atau pendongeng dalam bentuk apa pun, ada sesuatu yang sangat salah dengan Anda'
Salah satu daya tarik Bourdain adalah bahwa ia sadar akan kesia-siaan yang diperlukan untuk menjadi seorang penulis.
"Mari kita hadapi itu, adalah sikap yang tidak masuk akal untuk melihat ke cermin di pagi hari dan berpikir, ' Anda tahu, ada orang-orang di luar sana yang benar-benar ingin mendengar kisah saya''', kata Bourdain dalam wawancara terakhirnya kepada Men's Journal.
'Tubuhmu bukan kuil, ini taman hiburan. Nikmati perjalanannya'
Pesan Bourdain kepada dunia adalah seperti yang ia tuliskan dalam bukunya, Kitchen Confidentional, adalah bahwa makanan seharusnya menyenangkan.(*)
Kemensos Ajak Agus Salim Tabayyun, Apresiasi Kehadiran Pratiwi Noviyanthi dan Denny Sumargo di Kementerian
Source | : | insider |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |