Laporan Wartawan Grid.ID, Veronica Sri Wahyu W.
Grid.ID - Kedai 'Kopi Gunung' ternyata menyimpan 'harta karun' penggila kopi.
Terletak di kaki Gunung Argopuro, Kecamatan Krucil, Desa Bremi, Probolinggo, kedai milik Rudy Hartono menyediakan sajian kopi dari biji kopi Yellow Caturra.
Konon, Yellow Caturra merupakan kopi langka yang hanya tersisa 700-900 pohon di Indonesia.
Kopi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
BACA: Tes Psikologi Akan Jadi Syarat Permohonana SIM, Efektifkah?
Namun, jumlah yang sedikit membuat biji kopi tersebut nggak populer di telinga masyarakat.
Menurut sejarah, Yellow Caturra ditemukan di daerah Bajawa, Flores, yang dibawa oleh Bangsa Portugis.
Sedangkan sekarang, kopi ini bisa ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satunya, ya di kaki Gunung Argopuro.
BACA: Polisi Bongkar Praktik Aborsi di Magelang, 20 Kantong Tulang Bayi Ditemukan
Biji kopi Yellow Caturra ini punya banyak keunggulan loh.
Ketika sedang matang, biji kopi lainnya akan berwarna merah pekar, sedangkan yellow caturra hanya berwarna kuning.
Ukuran bijinya saja terbilang kecil, lebih keras, dan lebih wangi.
"Ketika diseduh, yellow cattura ini memiliki rasa seperti lemon. Jadi mirip seperti teh buah," ungkap Rudy.
BACA: 4 Langkah Aplikasikan Contouring pada Bentuk Wajah Kotak atau Square
Itulah yang menjadi salah satu faktor yellow caturra digilai banyak orang, menurut Rudy seperti yang dilansir dari kompas.com.
Menurut cerita pria yang sudah mendalami ilmu kopi selama 10 tahun ini juga bercerita bahwa yellow caturra asli Flores pernah ramai jadi bahan perbincangan di media sosial.
"Namun ketika teman-teman dari Flores mengenal yellow caturra asli kaki Gunung Argopuro, mereka justru ingin membeli yellow caturra asli sini, ungkap Rudy.
"Ini artinya yellow caturra dari Flores ini cuma terkenal lewat media sosial karena nggak ada sertifikasi," ucapnya.
BACA: Eyeliner Tertancap di Mata Seorang Wanita Saat Ia Tengah Berdandan di Dalam Taksi
Sertifikasi sendiri sebenarnya merupakan jenis pembuktian unggulnya kualitas kopi.
Jika tidak ada hamparan, berarti biji kopi tersebut hanya ditanam secara tradisional.
Pria 50 tahun tersebut bersama petani setempat bergabung dalam kelompok 'Tani Makmur' untuk mengembangkan varietas kopi di kaki Gunung Argopuro ini.
Kini, banyak orang datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk membeli Yellow Caturra asli Gunung Argopuro.
BACA: Turun Dari Bus Wanita Muda Dibegal Pemuda di Makassar Dengan Busur Panah
Harga yellow Caturra mencapai Rp 600 ribu per kilogram, dibanding kopi arabika kualitas unggul yang hanya dipatok Rp 200-300 ribu per kilogram.
"Penjual bibit yellow caturra hanya ada di sini. Jadi, Probolinggo beruntung bisa punya bibit ini," ucap Rudy.
Hmm, pengen mencoba racikan kopi Yellow Caturra? (*)
Ci Mehong Berapi-api Hadapi Tasyi Athasyia, Tak Terima Bika Ambonnya Disebut Ada Kutu
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Elizabet Ayudya |