"Setahun setelah pembebasan, sebagian besar kota Mosul masih didominasi oleh banyak reruntuhan.
Pertempuran untuk merebut kembali kota Mosul menjadi pertempuran terbesar dan terlama sejak perang dunia II berakhir.
Banyak warga sipil yang tewas dan sebagian besar kota Irak dihancurkan menjadi puing-puing.
Di jalan-jalan kecil kota ini terlihat sejumlah keluarga yang terlihat sedang membersihkan puing-puing bangunan rumah mereka dengan tangan kosong.
(BACA JUGA: Ditinggal Member BIGBANG Wamil, Seungri masuk girlband BLACKPINK?)
Satu hal yang lebih buruk dari pemandangan tersebut adalah kehancuran dan kesedihan mendalam dari perasaan mereka yang tidak bisa dilihat.
Ada seorang pengungsi yang mendekati saya, ia bercerita sambil menangis bagaimana dirinya dicambuk oleh militan ISIS.
Ada juga seorang anak yang menceritakan bagaimana ia melihat seorang pria dibunuh di depan jalan rumahnya.
Kisah lain datang dari orang tua yang kehilangan putri mereka karena tidak bisa mendapat perawatan medis setelah putrinya dihantam oleh mortir hingga tulangnya patah.
(BACA JUGA: Dikira Tewas Terbakar, Seorang Pemuda Akhirnya Pulang Setelah 3 Hari Pergi Tanpa Kabar)
Saya bertanya pada diri sendiri, bagaimana jika kejadian ini menimpa negara saya?
Apakah pemulihan di kota Mosul ini bisa sama seperti dengan pemulihan bangsa Eropa setelah perang dunia II yang dibanjiri dengan banyak bantuan?
Source | : | Kompas.com,Huffington Post |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Justina Nur L |