Juliane dipindah dengan pesawat menuju rumah sakit di Pucallpa dan bersatu kembali dengan ayahnya serta mulai pulih dari luka dan trauma yang dia alami.
(BACA JUGA: 4 Bahasa Tubuh Seseorang yang Sedang Berbohong, Sudah Tahu?)
Berita tersebut menyebar sehingga para wartawan bergegas mewawancarainya.
Beberapa wartawan bahkan sampai menyamar dengan berpakaian staf, namun Juliane pun semakin tertutup.
Juliane merasa yang dialaminya bukan sesuatu yang perlu dibagikan dengan orang lain.
Dia kehilangan ibunya dan menyaksikan mayat-mayat yang menghantuinya selama bertahun-tahun.
Akhirnya, Juliane melanjutkan hidup dan mengikuti jejak kedua orang tuanya.
(BACA JUGA: Identik dengan Anak, Menonton Kartun Ternyata Punya Banyak Manfaat loh)
Setelah menyelesaikan gelar PhD dalam bidang mamalia di Jerman, Juliane kembali ke Peru di mana dia melakukan penelitian tentang populasi kelelawar Amazon.
Walau sudah pulih, tapi menurut wawancara pada 2010, trauma itu masih membekas.
"Saya mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama, selama bertahun-tahun.
Pikiran mengapa saya satu-satunya yang selamat kerap menghantui saya," ungkap Juliane dikutip dari Intisari Online.
(*)
Source | : | Tribun Travel,intisari |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |