Lebih dari satu dekade kemudian, Arab Saudi kembali tertarik mendatangkan sistem antirudal yang lebih efektif, dan sekali lagi melirik ke China.
Kali ini negara kaya Timur Tengah itu melirik DF-21 IRBM yang jauh lebih akurat, yang punya CEP hanya 30 meter.
(China bahkan sudah mengembangkan model DF-21D terpadu yang dirancang untuk menghantam kapal besar di laut).
Selain itu, DF-21 bisa digunakan dalam waktu yang sangat singkat.
Baca Juga : Buat Kamu yang Hobi Membaca, Jangan Lewatkan Diskon Besar-besaran Ini!
Meskipun punya jangkauan yang lebih pendek (kurang dari 1.100 mil), rudal seberat 30 ton ini sangat memadai untuk mencapai target di seluruh Timur Tengah dan sulit dicegah lantaran ia 10 kali lebih cepat dari kecepatan suaran.
Nah, pada 2014 lalu, CIA disebut-sebut punya andil sebagai penengah rencana jual-beli rudal balistik ini—dengan syarat DF-21 tidak berhulu ledak nuklir.
Setelah serangkaian pertempuan rahasia di sebuah tempat di Washington DC antara mata-mata dan pejabat Saudi, pada 2007 lalu dua agen CIA dilaporkan dikirim untuk memeriksa rudal di peti pengiriman China sebelum dikirim ke Arab Saudi.
Arab Saudi memang tidak pernah dilaporkan melakukan uji coba rudal, tapi mereka mempunya empat atau lima fasilitas bawah tanah untuk menampung senjata-senjata itu.
Akhirnya, pada April 2014, ketika kekhawatiran semakin membaiknya hubungan AS-Iran memuncak, Arab Saudi akhirnya mempublikasikan rudal-rudalnya.
Artikel ini pernah tayang di Intisari.grid.id dengan judul,"Agen CIA Disebut Membantu Arab Saudi Mendapatkan Rudal Balistik dari China, Buat Apa?"
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |