Selain budaya industri, YTA juga memberikan pelatihan beberapa kompetensi spesifik tambahan untuk guru-guru SMK, khususnya guru-guru produktif jurusan Teknik Kendaraan-bermotor Ringan (TKR) atau jurusan Otomotif. Kompetensi itu terkait dengan teknologi otomotif mutakhir Toyota, termasuk pemahaman proses kerja mesin hybrid. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memutakhirkan pengetahuan guru-guru mengenai teknologi otomotif terkni sehingga guru-guru itu bisa menularkan pengetahuan tersebut kepada murid-muridnya.
Selain SMKN Purworejo dan SMK Tunas Harapan, uji coba Program Kelas Budaya Industri juga akan dilakukan di SMK Aryasatya Teknologi, Patikraja, Banyumas, SMK Bunda Satria, Wangon, Banyumas, SMKN1 Luragung, Kuningan, SMKN 1 Madiun, SMKN 1 Jambu, Ambarawa, SMKN 2 Salatiga, SMK NU Bandar, Batang, SMK Muhammadiyah, Rembang, SMK PGRI 2 Ponorogo, SMK PN2 Purworejo, SMK YKP Magetan, SMK Yosonegoro Magetan dan SMK Teknologi Manufaktur Indonesia, Kuningan.
“Pada akhir masa uji-coba kami harapkan program ini sudah akan bisa menemukan bentuknya yang terbaik dan yang paling efektif yang kemudian akan dibakukan serta ditawarkan untuk diterapkan di sekolah menengah kejuruan lain yang berminat dan bersedia menerapkannya,” kata Ketua YTA Mintarjo Darmali (*)
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Ngesti Sekar Dewi |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |