Grid.ID - Penyelam Syachrul Anto, salah satu tim evakuasi pesawat Lion Air jatuh meninggal diduga akibat dekompresi saat menjalankan tugasnya.
Dekompresi yang diduga dialami penyelam Syachrul Anto terjadi saat evakuasi pesawat Lion Air jatuh pada Jumat (2/11/2018) kemarin.
Sebelumnya, Penyelam Syachrul Anto ditemukan dalam keadaan pingsan diduga akibat dekompresi saat mengevakuasi pesawat Lion Air jatuh.
Hal ini diungkapkan kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), M Syaugi dalam tayangan Antara News.
Syachrul Anto (48) rela meninggalkan istri dan kedua anaknya untuk membantu pemerintah mengevakuasi pesawat Lion Air JT 610 registrasi PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) lalu.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, jenazah Syachrul telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Bendul Merisi, Surabaya.
Jenazah Syachrul sebelumnya diterbangkan dari Jakarta menuju Surabaya pukul 05.00 WIB dan pukul 08.30 pagi tadi tiba di rumah duka.
Salah satu penyelam dari Indonesia Diver Rescue Team (IDRT) itu kerap terlibat dalam misi kemanusiaan.
Pada 2015 lalu, misalnya, Syachrul ikut dalam penyelaman untuk mencari korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata.
Bahkan, saat gempa dan tsunami mengguncang Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala), Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, Syachrul juga jadi relawan di sana selama seminggu.
Meski tidak menyelam di Palu, Syachrul tetap ingin memberikan pertolongan sesuai dengan apa yang bisa dia bantu.
"Dia hanya bilang enggak apa-apa, yang penting tetap bisa membantu," ucap Lyan Kurniawati (39), istri almarhum Syachrul, di rumah duka pada Sabtu Dilansir Grid.ID dari Kompas.com (3/11/2018).
Lalu seperti apa sebenarnya kondisi dekompresi yang diduga merenggut nyawa Syachrul Anto?
Dilansir Grid.ID dari netdoctor UK, dekompresi atau decompression sickness merupakan kondisi yang disebabkan oleh gelembung nitrogen yang terbentuk dalam aliran darah dan jaringan tubuh.
Nitrogen mengisi 70 persen dari udara yang kita hirup.
Selama menyelam, sejumlah besar nitrogen dibawa ke jaringan tubuh.
Semakin dalam dan semakin lama menyelam, maka akan semakin banyak nitrogen yang diambil oleh tubuh.
Ketika penyelam mulai naik ke permukaan, tekanan di sekitarnya akan turun dan nitrogen dilepaskan dari tubuh lewat paru-paru.
Jika kecepatan saat naik ke permukaan lebih cepat daripada kecepatan pelepasan nitrogen, maka gelembung akan terbentuk di dalam darah dan jaringan tubuh.
Hal ini mirip dengan membuka botol minuman soda dengan sangat cepat.
Baca Juga : Kronologis Meninggalnya Syachrul Anto, Tim DVI yang Gugur Saat Mengevakuasi Lion Air JT610
Gejala dekompresi akan muncul sesaat setelah penyeleman selesai.
Gejala dekompresi sendiri bervariasi, misalnya keluhan sakit kepala atau vertigo, kelelahan yang tidak biasa, ruam, nyeri sendi, kesemutan, lemah otot hingga kesemutan.
Jika lebih parah, maka akan mengalami sesak napas, tidak sadarkan diri, hingga meninggal dunia.
Gejala tersebut akan terasa dalam waktu yang relatif singkat setelah menyelam, hampir 50 persen penyelam mengalami gejala dalam 1 jam pertama setelah menyelam.(*)
Source | : | Kompas.com,netdoctor.co.uk |
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |