Dalam prakteknya setiap siswa akan dibimbing oleh dua ilmuwan senjata senior, satu dari latar belakang akademis dan yang lainnya dari industri pertahanan.
Cui Liyuan, perwakilan siswa yang bakal melakukan riset senjata pembunuh ini mengaku sangat optimis dengan hasilnya nanti.
"Kami sedang berjalan di jalur baru, melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya.
Sementara itu Eleonore Pauwels dari Pusat Penelitian Kebijakan PBB menyayangkan program ini.
Ia mengatakan seharusnya anak di bawah umur tidak boleh dilibatkan dalam pembuatan senjata pembunuh manusia.
"Anda dapat membayangkan para siswa di bawah umur ini mulai berpikir tentang bagaimana memanfaatkan konvergensi AI dan sistem genetika untuk merancang dan membuat kombinasi senjata yang mematikan untuk membunuh orang."
"Pikirkan nantinya ada kawanan robot yang mampu memberikan racun berbahaya dalam rantai pasokan makanan atau biotek," katanya.
China memang secara agresif melakukan segala upaya daya untuk menuju kejayaan seribu tahun negerinya.
Salah satu aksi 'koboi' China ialah klaim sepihak atau Laut China Selatan yang berpotensi memantik konflik skala besar dengan negara-negara pasifik, termasuk AS sendiri. (Seto Aji/Grid.ID)
5 Rekomendasi Drakor Lee Min Ho yang Jarang Dibahas, Pernah jadi Gay di Personal Taste
Source | : | scmp.com |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |