Erlina pun sempat menjalani perawatan medis mulai dari Puskesmas Galur hingga ke RS Senopati Bantul.
(BACA JUGA Fenomena Tes Keperawanan Di Indonesia, 3 Hal Ini Bikin Itu Kategorinya Kekerasan Seksual)
Kronologi kejadiannya adalah pada hari Selasa (26/1/2016) saat guru kelasnya tidak mengajar karena suatu acara di luar sekolah.
Sesuai perintah guru lain, siswa kelas VIII itu mengerjakan tugas dan harus dikumpulkan di ruang kantor guru.
Keluar dari ruang guru setelah mengumpulkan tugas itu, Erlina bertemu dengan oknum guru perempuan Sar.
Guru tersebut mempertanyakan mengapa para siswa keluyuran di luar kelas saat jam pelajaran.
Saat itu, menurutnya, guru tersebut juga menampar Erlina yang kena di kepala bagian belakang dan seorang siswa lainnya.
"Saya kena. Yang Nevi Elvita (temannya) kena tapi tidak merasa sakit," kata Erlina.
Saat itu, Erlina mengaku merasa pusing dan menangis di kelas.
Ibunya, Marsih, mengatakan tidak seharusnya guru bersikap kasar seperti itu.
Dia merasa kecewa karena perlakuan guru tersebut terhadap anaknya hingga membuat gadis itu sakit kepala.
Jika memang siswa bersalah, menurutnya, seharusnya guru dapat membina dengan cara lebih bijak, bukan menampar atau bersikap kasar.
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |