"Setelah kejadian itu guru juga sempat datang ke rumah dua kali. Mereka minta maaf ngakunya khilaf. Kami juga memaafkan, tapi semoga ini menjadi pembelajaran," kata Marsih.
Wakil Kepala Urusan Kurikulum MTs Galur, Marwati, ketika dikonfirmasi membantah adanya dugaan kekerasan guru terhadap muridnya.
Menurutnya, yang terjadi adalah salah satu guru sekolah itu hanya menggiring atau mendorong agar siswa masuk kelas.
Saat itu, menurutnya, guru yang bersangkutan sedang mengajar matematika di kelas berbeda.
Mendengar keramaian di luar kelas, guru tersebut menegur dan menggunakan dua tangannya mendorong siswa, bukan menampar.
Tangan kiri mengenai kepala siswi, satunya mengenai pundak siswa lainnya.
(BACA JUGA Maia Estianty Akan Memilih Negara Ini Sebagai Tujuan Sekolah El)
"Maksudnya hanya menggiring agar siswa masuk kelas. Saat itu kan jam pelajaran," ujar Marwati.
Pagi harinya, ketika siswa tersebut mengaku merasa pusing, pihak sekolah juga mengantarnya ke Puskesmas dan RS Senopati Bantul.
Menurutnya, pihak sekolah juga yang mencarikan mobil transportasi karena siswa itu mengaku takut naik ambulans.
Marwati juga mengatakan siswa itu selama di sekolah memang sudah tiga kali pingsan dan mudah sakit ketika mengikuti upacara maupun di kelas.
"Kami dari sekolah juga sudah menjenguk ke rumahnya. Katanya sudah tidak merasa pusing lagi," ujarnya.
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |