Barulah keesokan harinya, Yahya bersama warga yang lain turun ke tanah lapang tak jauh dari rumahnya dan mendirikan tenda pengungsian darurat.
Selama di pengungsian, Yahya tidak bisa berjalan sama sekali dan tidak mendapat perawatan dokter.
“Akhirnya sembuh sendiri jadi seperti ini,” katanya sambil menunjuk kakinya. Selama kakinya masih belum pulih, Yahya mengaku sangat sedih karena dia tidak bisa berlarian dan bermain bola bersama temannya di lapangan di sekitar pengungsian.
Padahal, bermain bola menjadi kegemarannya sehari-hari.
“Saya senang sekali main bola. Ronaldo dan Mbappe adalah dua pemain kesukaan saya,” katanya penuh semangat.
Selama belum bisa berjalan, Yahya juga selalu digendong sang ayah setiap kali berangkat dan pulang sekolah.
“Sebenarnya dia agak malu dengan keadaan kakinya, tetapi saya beri semangat terus, suatu saat pasti akan sembuh,” timpal Afandi meyakinkan anaknya.
Setelah dua bulan berjalan dan luka di kakinya mulai mengering, Yahya memaksakan diri belajar berjalan.
Tetapi karena tidak mendapat perawatan medis yang memadai, pergelangan kaki kirinya tidak bisa kembali seperti semula. Bentuknya kini agak bengkok dan jalannya punjadi agak pincang.
“Tapi saya sekarang sudah mulai bisa berlari dan latihan main bola lagi, kok,” ucap Yahya yang bercita-cita menjadi polisi ketika dewasa kelak.
Baca Juga : Isak Tangis Awkarin Saat Ceritakan Korban Gempa Palu dan Donggala
Begitu kuatnya keinginan menjadi polisi, ia minta didoakan oleh kedua orangtuanya agar cita-citanya tersebut terkabul.
5 Arti Mimpi Mandi Air Hujan, Tak Perlu Khawatir, Simbol Keberuntungan dan Kesuksesan, Begini Ulasannya!