Tetapi kendala utamanya adalah biaya.
“Saya tidak ingin anak saya cacat (disabilitas). Tetapi berat juga kalau harus mengeluarkan biaya,” tambahnya.
Sebelum gempa, Afandi mengaku masih bisa berkebun cengkeh, bertanam cabe, atau bekerja apapun untuk menyambung hidup.
Tetapi sejak gempa itu terjadi, dia nyaris tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Satu-satunya yang bisa dilakukan saat ini adalah bekerja serabutan, salah satunya membantu warga atau pengungsi membuat hunian sementara.
“Para pengungsi saat ini mulai beralih membuat rumah dari kayu, sebab tidak tahan kalau tetap bertahan dengan tenda, terlalu panas. Penghasilan sebagai tenaga serabutan tidak menentu, kadang sehari dapat Rp30 ribu, kadang Rp50 ribu,” kata Afandi.
Baca Juga : Maia Estianty Jadi Model Dadakan untuk Penggalangan Dana Gempa Palu dan Donggala
Selain itu, untuk menambah biaya hidup sehari-hari, Husnia, sang istri, membantu di sebuah rumah makan di salah satu lokasi wisata, tak jauh dari rumahnya.
“Tapi tidak rutin, cuma kadang-kadang saja kalau memang warung makan sedang banyak pembeli,” timpal Husnia.
Tak jarang, saat warung makan banyak pembeli, Husnia baru pulang dari warung tengah malam, menunggu sampai pembeli habis.
“Hasil dari membantu di warung itu lumayan untuk tambahan biaya hidup sehari-hari,” papar Husnia yang sudah membantu di warung tersebut sejak sebelum musibah gempa melanda.
Sama seperti yang dipikirkan suaminya, Husnia juga berpikir bagaimana bisa mendapat penghasilan untuk biaya pengobatan Yahya.
“Cuma saya masih bingung biaya dari mana?” imbuh Husnia yang mendapat pasokan hygiene kit dari JMK-Oxfam selama di pengungsian.
“Seandainya biaya pengobatan Yahya akan ditanggung pemerintah, tetap saja selama proses pengobatan butuh biaya transportasi untuk kesana kemari,” lanjutnya.
Baca Juga : Awkarin Bantu Korban Gempa Palu dan Donggala, Ini Reaksi Sang Ayah!
Namun, Husnia tetap optimis menatap masa depan yang lebih baik.
Di balik bencana yang begitu hebat, ia yakin masih ada cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki ekonomi keluarga.
Husnia sangat berharap bisa mendapatkan suntikan sedikit modal, entah dari mana asalnya. Modal tersebut akan ia gunakan untuk membuka usaha kecil-kecilan yang produktif.
“Misalnya, saya akan membuat kue yang bisa saya jual di perkampungan sekitar sini,” kata Husnia penuh harap.
Gandhi Wasono M
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya