Makanya pas kemerdekaan tiba, bim salabim, dengan kreativitas anak bangsa pada awal kemerdekaan itu rakyat mulai berpakaian yang layak dan mulai menginjak-injak karung.
Mungkin dari situlah tercetus lomba balap karung.
Dengan sisipan pesan moral di atas, betapa sulitnya berlari apabila pergerakan kaki terbatas.
Filosofi yang sama ketika Indonesia dijajah, bangsanya terkungkung sehingga sulit untuk berkembang maju pada saat itu.
Nggak ada sejarah yang jelas soal lomba ini. Namun yang pasti, lomba tarik tambang pernah menjadi salah satu cabang lomba di Olimpiade tahun 1900 hingga 1920.
Nah, bisa jadi saat Belanda menjajah Indonesia di abad 17, permainan yang dalam bahasa Inggris disebut tug of war ini sudah ada dan terus dibudayakan.
Makna permainan ini sih cukup "dalem". Pasalnya lomba tarik tambang bisa diartikan juga cara merebut kebebasan kita yang telah lama direnggut penjajah.
Merebutnya pun harus ramai-ramai, makanya tarik tambang juga disebut-sebut melatih kekompakan dan persatuan bangsa.
Yap! Yang menang, bebas bawa pulang tambangnya, ups hadiahnya!
Soal perjuangan dan peperangan, lomba ini yang paling mewakili keadaan Indonesia pada masa itu. Sesuai nama permainannya, senjatanya jelas: bantal! Tantangannya juga jelas, konsentrasi penuh dan menyerang lawan. Hukumannya lebih jelas lagi, jatuh ke air dan menanggung malu (basah).
Walau asik untuk dijadiin bahan tertawaan, lomba ini benar-benar mewakili kondisi perang pada masa itu.
Lomba perang bantal ini ternyata tercatat sebagai lomba yang pertama kali digelar di awal masa perayaan kemerdekaan.