Tak hanya itu, masyarakat juga diharapkan bisa melaporkan jika menemukan pelanggaran, baik kesalahan cara penggunaan maupun promosi produk.
Yuli Supriyati, salah satu anggota KOPMAS berharap kedepannya, pemerintah, produsen dan masyarakat dapat menjalin sinergi yang baik dalam rangka edukasi kebutuhan gizi keluarga untuk mencapai target Generasi Emas 2045.
"Salah satu yang menjadi fokus perhatian KOPMAS saat ini adalah persoalan susu kental manis. Mengingat bahwa dalam jangka waktu yang lama masyarakat telah beranggapan bahwa susu kental manis adalah minuman bergizi untuk anak sehingga tidak mudah untuk memperbaiki mindset masyarakat tersebut," ungkap Yuli.
"Kami masih menemukan orang tua yang memberikan susu kental manis sebagai asupan gizi anak di beberapa wilayah di Jawa Barat dan Banten," imbuhnya.
Menurut Yuli, pemerintah memang telah mengeluarkan regulasi namun edukasi langsung ke masyarakat tetap perlu dilakukan.
Baca Juga : Pria ini Tak Sadar Jika Teman Kencan Butanya Tak Mengenakan Baju
Minuman Menyerupai Susu
Ketua Himpunan PAUD Indonesia Netty Herawaty dalam sebuah kesempatan menceritakan, ada kecenderungan orang tua memberikan anak minuman yang menyerupai susu, apabila mereka tidak sanggup membelinya.
Menurut KOPMAS, hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan nutrisi anak.
"Karena pengetahuan mereka rendah, mereka tidak paham tentang susu dan ditambah lagi ekonomi mereka juga rendah. Nah, susu itu identik dengan putih," tutur Netty.
"Maka pada saat ekonominya lagi nggak ada sementara anak butuh susu, maka dicari solusi yang menurut anak itu putih," imbuhnya.
Salah satu temuan Netty saat melakukan pengumpulan data di Riau adalah orang tua yang mencampur tepung terigu dengan air dan gula.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |