Selama di kantor Google, Farrel mempresentasikan penelitiannya di hadapan seluruh peserta dari berbagai negara yang lolos.
"Saya satu-satunya dari Indonesia, dan selama di sana itu presentasi, diskusi, sharing dengan orang-orang dari negara-negara lain yang lolos. Kita masing-masing didampingi satu mentor dari Google," bebernya.
Farrel mengaku senang berada di kantor Google.
Farrel merasa takjub dengan sistem dan teknologi diterapkan di kantor Google.
(BACA: Ini Dia Suplemen Untuk Mengatasi Libido Rendah, Penasaran? Ampuh Banget loh!)
"Senang sekali, jadi kantornya itu seperti kompleks, bersih dan teknologinya luar biasa, ada mobil pintar, mobil listrik dan ada sepeda. Internetnya juga cepat sekali," ujarnya
Menurutnya, banyak pelajaran yang didapat selama dirinya berada di kantor Google.
Salah satunya adalah keterbukaan dalam sharing mengenai penelitian dan saling memberi masukan.
Mereka terbuka membeberkan ide-ide tanpa takut dicuri oleh orang lain, sehingga dalam sharing tersebut setiap orang didorong untuk semakin berkembang dan diberi masukan agar penelitiannya sempurna.
"Yang membuat saya tersentuh itu, banyak yang usianya baru 30 tahun sudah S3. Saya tanya apa motivasinya sekolah cepat, ternyata mereka ingin biar cepat membagikan ilmunya untuk dunia, semakin lama lulus maka semakin lama pula membagikan ke dunia," tandasnya
(BACA: Ternyata Mpok Atiek Pernah Jadi Korban Pelakor! Begini Pengakuan dan Curahan Hatinya)
Nilai itulah yang selanjutnya akan dilakukan oleh Farrel setelah pulang ke Indonesia.
Farrel ingin membagikan pengalaman dan ilmu yang didapatnya kepada semua orang.
"Kalau penelitian saya saat ini sudah digunakan, tetapi masih terus disempurnakan. Tetapi secara pribadi ingin berbagi ilmu dan cerita untuk orang lain, ini yang paling penting, terus membuat komunitas pelajar di Yogya yang suka dengan penelitian dan komputer," tuturnya.
Belum lama ini, Farrel menorehkan prestasi menjadi juara di ajang peneliti Blia Jakarta 2017 Center for Young Scientist.
"Kemarin berhasil diterima dan juara di peneliti blia Jakarta 2017 Center for Young Scientist. Tahun lalu saya masukan proposal penelitian dengan judul yang sama, tetapi tidak diterima," ucapnya.
Farrel mengungkapkan, selain bimbingan, dukungan dan doa restu kedua orangtua, filosofi hidupnya lah yang menuntunnya hingga sampai seperti saat ini.
Filosofi hidupnya adalah 5T yang diambilnya dari pitutur Jawa.
"Filosofi hidup saya 5T, takon, teken, teteg, tekun, tekan. Kurang lebih, takon itu jangan malu bertanya. Teken berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Teteg itu tidak goyah atau tidak gampang menyerah. Tekun ya tekun dalam belajar, lalu tekan itu kalau empat hal itu sudah dilakukan maka yang diinginkan tercapai," pungkasnya. (*)
(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Penelitiannya Ditolak 11 Kali di Indonesia, Siswa dari Yogya Ini Malah Diundang Google)
Viral, Warung Nasi di Bogor Ini Mendadak Diserbu Warga, Ternyata Pembeli Cuma Cukup Bayar Seribu, Ini Alasannya