Grid.ID - Gempa dan tsunami yang melanda Palu meluluhlantakkan semua yang ada di atasnya.
Selain menewaskan ribuan orang juga menghancurkan sumber kehidupan.
Berhektar-hektar tambak garam rakyat di tepian Pantai Talise lenyap seketika dan ratusan petani kehilangan mata pencarian.
Tapi saat ini para petani mulai sedikit lega.
Terik matahari begitu menyengat. Di sebuah hamparan tanah lapang di tepian Pantai Talise Palu, beberapa lelaki tengah melakukan berbagai aktivitas dengan penuh semangat. Sebagian di antara mereka mencangkul untuk membuat galian tanah persegi empat dengan berbagai ukuran.
Sebagian lagi menyekop tanah, menaikkan ke gerobak dorong, kemudian membuangnya ke tempat lain.
Baca Juga : Luna Maya Unggah Kembali Foto 4 Tahun Silam, Netizen : Waktu Masih Jadi Pacar Reino Barack?
Ada juga lelaki yang memasang papan untuk menyangga agar antara satu pematang dengan pematang lainnya tidak jebol. Selain itu, masih banyak lagi jenis pekerjaan yang mereka lakukan.
Para lelaki itu adalah petani garam yang dengan semangat tengah membuat petak-petak lahan garam baru.
Mereka bekerja tidak menghiraukan panas matahari yang menyengat. Wajah mereka penuh gairah.
Sambil terus mengayunkan lengan, mereka bersenda gurau menepis letih. Mereka begitu bersemangat, padahal gempa dan tsunami hebat September 2018 lalu telah melenyapkan ladang sumber mata pencaharian mereka.
Lahan luas yang sejak lama menjadi sumber penghidupan lenyap seketika. Kubangan-kubangan yang biasa untuk “menanam” garam itu tertimbun material dan pasir laut yang meluap.
Bencana sempat membuat para petani garam itu kelimpungan. Bagaimana kembali menata kehidupan?
Di tengah kebingungan, mereka merasa beruntung tiba-tiba ada relawan dari Jejaring Mitra Kemanusiaan-OXFAM (JMK-OXFAM) datang untuk menawarkan bantuan agar mereka segera bisa mandiri dan menata kehidupan baru.