Pada waktu ini di Paris terdapat banyak bahan yang menarik, yang akan lebih banyak mengungkapkan fakta-fakta tentang Mata Hari, namun rupanya belum ada penulis yang tertarik mengerjakannya.
Dalam tahun 1967 arsip tentang proses pengadilan Mata Hari telah dinyatakan terbuka untuk umum, setelah lewat limapuluh tahun. Seorang Belanda penggemar Mata Hari, J.H. Stuessy dewasa ini berusaha mendirikan suatu museum di kota Efde.
Stuessy tahun ini akan ke Paris untuk meminta kembali tengkorak kepala Mata Hari yang waktu ini disimpan pada salah satu universitas di Paris.
la menghendaki agar kepala itu disimpan di negeri Belanda, sebab Mata Hari, yang nama aslinya Margaretha Zelle, adalah tetap seorang wanita Belanda dari daerah Friesland, puteri seorang pembuat topi di kota Leeuwarden.
Dalam usahanya mengumpulkan bahan-bahan tentang kehidupan Margaretha Zelle, Steussy telah mendapat bantuan dari keluarga, teman-teman dan kenalan almarhumah.
Nona Buys, bekas guru Mata Hari di Hofschool di kota Leeuwarden yang kini masih hidup, melukiskan muridnya itu sebagai "seorang gadis berwatak luhur, yang sering membuatnya menemui kesukaran."
Sejak remajanya sudah terlihat dua cirinya yang menyolok: ia mempunyai daya tarik besar terhadap kaum pria dan dia sendiri tertarik kepada pakaian seragam.
Bersama-sama dengan kebodohannya dan daya khayalnya yang berlebih-lebihanan, sifatnya tadi akan menyeretnya ke depan regu tembak.
"Ada main".
Baca Juga : Begini Cara Mudah dan Ampuh Hilangkan Bopeng Bekas Jerawat di Wajah
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |