(Baca juga: Masih Ingat Muka Penuh Bulu 'Manusia Serigala'? Tumbuh Dewasa dan Punya Pasangan, Wajahnya Kini Sudah Mulus)
"Sekarang sudah menjadi ganas dan sangat didorong oleh AS dan sejumlah sekutunya."
Berita tentang demonstrasi di Iran membanjiri sejumlah media.
Pengamat di Washington dan London mungkin akan melihat kondisi ini sebagai, "Kesempatan bagus untuk merusak status internasional Iran," tegas Mahdavi.
Terlepas dari itu semua, cuitan Presiden AS ke-45 tepat menyasar poin utama.
(Baca juga: Nekat, Seorang Pria Membobol Bank Dengan Menggunakan Mesin Keruk Eskavator di Siang Hari Bolong)
"Orang-orang Iran akhirnya bertindak melawan rezim Iran yang brutal dan korup," tulis Donald Trump di akun Twitter pribadinya.
"Rakyat memiliki sedikit makanan, inflasi besar, dan tidak memiliki hak asasi manusia."
Kembali dikutip dari Sputnik, caci maki yang ditujukan kepada Pemerintah Iran secara internasional, bagaimanapun, mungkin akan membuat banyak orang menjadi bosan.
Begitu sejumlah orang Iran mengungkap usaha terorganisir, seperti operasi GCHQ yang bertujuan untuk mempromosikan kekacauan dan penipuan, orang-orang akan lebih mungkin mengakhiri demonstrasi seperti yang terjadi di tahun 2009.
(Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari? Ini 5 Bahan Makanan yang Akan Membantumu Mengatasi Insomnia)
The people of Iran are finally acting against the brutal and corrupt Iranian regime. All of the money that President Obama so foolishly gave them went into terrorism and into their “pockets.” The people have little food, big inflation and no human rights. The U.S. is watching!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 2, 2018
Iran is failing at every level despite the terrible deal made with them by the Obama Administration. The great Iranian people have been repressed for many years. They are hungry for food & for freedom. Along with human rights, the wealth of Iran is being looted. TIME FOR CHANGE!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 1, 2018
Pada tahun 2016, Alex Gibney mempublikasikan film dokumenter berjudul Zero Days.
Film yang berdurasi 116 menit dan didistribusikan oleh Magnolia Pictures, bercerita tentang sebuah fenomena virus komputer berbahaya.
Virus ini pertama kali ditemukan di tahun 2010 oleh Kaspersky Lab.
Dikutip wartawan Grid.ID dari The Washington Post, virus yang dimaksud, Stuxnet, merupakan buah karya kolaboratif antara para ahli dari AS dan Israel.
(Baca juga: Jepang Produksi Pensil Warna Berbentuk Bunga Khas Negaranya, Pas Diraut Jadi Kayak Musim Semi!)
Stuxnet paling tidak bertanggung jawab atas kerusakan substansial pada program nuklir Iran.
Iran menurut Noam Chomsky adalah duri dalam daging yang tidak diinginkan pihak Barat di Timur Tengah.
Tentu menjadi hal lumrah bila beragam paket ekonomi merugikan dan sejumlah sabotase berusaha dilakukan untuk memporak-porandakan Iran.(*)
Kocak, Dian Sastrowardoyo Ikutan Tren Makan 12 Anggur di Bawah Meja Saat Pergantian Tahun, Auto Nyesel Gegara Ini
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |