Monika mengatakan, meski dia sudah meneken dokumen, dia berpikir mereka baru bertunangan dan pernikahan akan menyusul setibanya dia di China.
Namun, saat tiba di China, Monika langsung dibawa ke kediaman keluarga sang pria. Saat itulah dia menyadari telah menjadi korban penipuan.
Penghasilan sebulan sang suami tak mencapai Rp10 juta seperti yang dijanjikan sang perantara.
Penghasilan sang suami tak menentu karena dia bekerja sebagai tukang di proyek-proyek pembangunan.
Setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 19.00, Monika harus membuat bunga kertas untuk dijual sang ibu mertua.
Meski sudah ikut membantu, tak jarang Monika kerap dihukum tak mendapat makanan dan dia juga tak diizinkan mengakses internet.
Akibatnya, Monika sepenuhnya terputus dari keluarga dan teman-temannya di Indonesia.
Baca Juga: 2 Orang Tewas Karena Makan Ikan Buntal, 7 Makanan Ekstrem ini Juga Bisa Renggut Nyawamu
"Ibu mertua saya amat menakutkan. Saya masih trauma jika memikirkan dia. Melihat dia dari jauh saja sudah cukup membuat saya ketakutan," ujar Monika.
Meski dilarang mengakses internet, Monika selalu mencuri waktu menggunakan internet terutama untuk belajar sedikit bahasa Mandarin.
Setelah menguasai beberapa kosakata dan mempelajari cara menuju ke kantor polisi, Monika kemudian menggunakan taksi untuk menuju ke markas kepolisian setempat.
Usai Buat Gaduh, Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo Datangi MA untuk Minta Maaf
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |