Ketika perjalanan konvoi memasuki kota Fallujah semua kendaraan melaju di jalan raya Highway 10 dan terus menuju pusat kota yang kiri serta kanan jalannya dipenuhi oleh bangunan industri.
Perjalanan melintasi setengah kota Fallujah berjalan cukup lancar meskipun jalanan cukup padat.
Tapi kelancaran konvoi sontak berubah drastis. Ketika tiba di perempatan jalan yang sibuk truk milik pertahanan sipil Irak yang berada di posisi paling depan berhenti mendadak.
Kendaraan di belakangnya pun otomatis berhenti dan semua pengemudi bertanya-tanya terhadap apa yang akan terjadi.
Semua personil Blackwater juga masih tetap berada di dalam Pajeronya dan mengira penghentian mendadak itu karena kepadatan lalu lintas.
Mereka bahkan sama sekali tak menaruh curiga dan menganggap kemacetan itu merupakan hal biasa.
Tapi tanpa diduga sama sekali ketika semua mobil sedang berhenti sekelompok pemuda Fallujah yang dari semula bersembunyi di belakang sebuah toko muncul dengan menembakkan senjata AK-47.
Rentetan peluru kaliber 7.62 mm itu ternyata ditujukan kepada Pajero yang berada di posisi paling belakang.
Hamburan peluru AK-47 yang juga berasal dari arah belakang Pajero dengan mudah menembusi kaca dan bodi mobil. Akibatnya Helvenson dan Teague tewas sebelum meraih senjatanya.
Baca Juga: Kisah Budak Seks ISIS yang Makan Anaknya Sendiri dengan Sepiring Nasi!
Pengemudi truk ESS yang ketakutan begitu mendengar suara tembakan, dua di antaranya langsung membawa truknya keluar dari formasi dan kemudian tancap gas kabur.
Zovko dan Batalona tak bereaksi terhadap dua truk ESS yang kabur itu.
Mereka langsung memutar balik mobilnya menuju Pajero yang ditumpangi Helvenson serta Teague yang saat itu sudah jadi mayat.
Tapi manuver Pajero Zovko hanya berlangsung sementara dan akibat berondongan peluru yang datang dari semua arah serta jarak dekat, mobil pajero itu oleng dan kemudian menabrak bemper Toyota warna putih.
Zovko dan Batalona pun tewas dengan luka tembak di sekujur tubuh tanpa sempat memberikan perlawanan.
Melihat para korbannya sudah tak berdaya para resisten Fallujah pun turun ke jalan dan bersorak-sorai penuh kemenangan di sekitar dua Pajero Blackwater yang bersimbah darah.
Suara tembakan juga mengundang makin banyak penduduk sekitar untuk keluar dan kerumunannya memenuhi jalanan kota Fallujah.
Sejumlah orang merekam mayat 4 personil Blackwater yang bersimbah darah, beberapa orang lagi melepaskan tembakan ke udara sebagai tanda kemenangan, dan hampir semua orang berteriak-teriak serta berdansa untuk merayakan kemenangannya terhadap AS.
Tiba-tiba bensin mulai disiramkan kepada kedua Pajero dan api pun segera mengepul membakar empat personil Blackwater yang sudah tak bernyawa.
Suasana horor pun segera memenuhi udara seputar Fallujah ditingkahi oleh penduduk yang masih menari-nari serta berteriak-teriak penuh rasa kemenangan.
Horor terus berlanjut. Semua mayat anggota Blackwater yang sudah menjadi arang kemudian diikat tali dan dikaitkan pada bamper mobil dan diarak sepanjang jalan utama kota Fallujah, Sheik Ahmed Yassin Street.
Sepanjang jalan penduduk Fallujah yang berkumpul terus meneriakan kemenangannya terhadap penjajah AS dan Israel.
Polisi Irak yang menyaksikan kejadian itu tak berani berbuat apa-apa dan mereka menganggap peristiwa brutal tersebut merupakan urusan AS. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Akhir Tragis Para Tentara Bayaran AS yang Terbunuh di Irak: Diarak Sepanjang Jalan, Dibakar, Lalu Digantung di Jembatan”
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |