Dia tersenyum sebanyak biasanya. Mujey hanya kesal karena kasus ini berlangsung lama. Ketika Sannoh memberitahu Mujey bahwa tanggal persidangan ditetapkan bulan April 2018, senyum gadis itu memudar.
Mujey mengatakan pada bibinya, “Itu terlalu lama.”
“Ia mungkin tahu sesuatu yang kita tidak tahu,” kata Sannoh.
Pada pagi hari di tanggal 24 Januari, Mujey meminta uang untuk membeli kopi pada Corneh sebelum pergi sekitar pukul 06.00. “Sampai jumpa, Bu” kata Mujey. Sejak itu Mujey tidak pernah pulang.
Baca Juga: Tak Selalu Mayat dan Tengkorak, 5 Hal ini Juga Jadi Simbol Kematian
Malam berikutnya, keluarga Mujey menelepon Departemen Kepolisian Grand Rapids untuk melaporkan hilangnya Mujey. Hilangnya Mujey dianggap sebagai kasus anak kabur dari rumah.
Sebuah hal lumrah jika gadis kulit hitam yang hilang dianggap sebagai anak yang kabur dari rumah.
Departemen Kepolisian Grand Rapids mengatakan biasanya mereka mengklasifikasikan remaja yang kabur dari rumah, jika tidak ada indikasi penculikan, penyerangan, atau kegiatan yang membahayakan.
Pada 28 Januari, polisi Kalamazoo menanggapi panggilan 911 dan mendapati Mujey sudah menjadi mayat. Kematiannya pada akhirnya dianggap sebagai pembunuhan karena kehabisan napas, tercekik.
Butuh beberapa hari untuk mengidentifkasi tubuh mungilnya, yang awalnya digambarkan polisi sebagai perempuan kulit hitam yang berusia antara 16-24 tahun.
Aroma pemutih masih kuat di lokasi. Ketika ia ditemukan tewas, sepatu ketsnya sedikit terciprat cairan pemutih. Sepatu kanannya hilang, dan masih belum ditemukan.
Baca Juga: Temukan Obat Kanker 2 Siswi Palangkaraya ini Menangkan Medali Emas di Korea, Begini Penjelasan Ahli
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |