"Kalau Bapak di sini datang saat hujan, ya di sudut ada air-air rembesan. Biasa juga kalau deres sih genang air, Pak," ungkap Kudus kepada tim Kompas.com.
Tidak ada kamar mandi juga di dalam rumah Kudus yang teramat sederhana itu.
Sehingga ketika Kudus tak kuat menahan Buang Air Kecil (BAK) sampai ke WC Umum, ia akan BAK di depan rumahnya.
Oleh sebab itu, sebelum memasuki area rumahnya, tercium bau pesing yang sangat menyengat.
*Tidak Harap Belas Kasihan*
Meski hidup serba terbatas, tapi Kudus tidak mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
Bahkan ketika ada tetangga yang memberikan makanan, ia selalu menolaknya dengan alasan masih mampu mencari uang.
"Ibaratnya saudara serumah juga sudah masing-masing karena sama-sama susah. Kalau ada ya ngebagi, kalau enggak ada ya tidak. Makanya untuk makan urusan sendiri-sendiri," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RT setempat pun mengatakan untuk bantuan dari warga sekitar sudah tidak ada.
"Dulu warga di sini bantu listrik, cuma semenjak dia (Kudus) enggak kerja ya sudah enggak lagi. Bantuan makan dari tetangga juga ditolak sama dia. Kudus ini enggak mau dikasihani," ucap Ketua RT setempat
Sering Lakukan Sesi Curhat dengan Betrand Peto, Sarwendah: Harus Cerita Biar Bunda Tahu
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Deshinta Nindya A |