Ketakutan mereka terwujud 23 tahun setelah sekolah baru dibuka dan pemerintah China menutup sekolah tersebut.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan bahwa perubahan itu diperlukan karena China bukanlah "masyarakat manusia gua".
9. Sekolah Perahu Bangladesh
Dua kali setahun, Bangladesh mengalami banjir yang membuat jutaan warganya tidak memiliki akses terhadap air bersih, listrik, dan keperluan lainnya.
Menjadi sulit bagi anak-anak untuk bersekolah.
Untuk mengatasi tantangan yang disebabkan oleh banjir tahunan, sebuah organisasi nirlaba bernama Shidhulai Swanirvar Sangstha menghasilkan solusi yang brilian.
Mereka membangun rumah, pusat perawatan kesehatan, dan sekolah yang mengapung.
Organisasi nirlaba tersebut mengoperasikan hampir 100 sekolah di kapal.
Masing-masing sekolah ini bertenaga surya dan dilengkapi dengan komputer laptop, akses internet, dan perpustakaan kecil.
Sekolah perahu ini berfungsi seperti bus sekolah dan juga sekolahnya.
Kapan pun banjir dan layanan lainnya ditutup untuk bisnis, sekolah terapung masih beroperasi.
Mereka mengambil murid-murid mereka dari dermaga dan tepi sungai, lalu dermaga di suatu tempat sehingga kelas bisa dimulai.
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | listverse.com |
Penulis | : | Adrie P. Saputra |
Editor | : | Adrie P. Saputra |