Orang harus bersuara sangat nyaring bila ingin komunikasi dengannya.
“Sebelum Wahyu sekolah, bapak kerja di warung asah-asah (mencuci piring). Upah Rp 20.000 sehari,” kata Kamilah.
(Baca juga: Dimuat 1 Halaman Koran, CEO Facebook Nyatakan Maaf Soal Bocornya 50 Juta Data Penggunanya)
Mereka tetap mensyukuri kehidupan ini.
Soal makan, semua sudah disediakan alam.
Sayur dan buah, kelapa tua untuk santan, dan beberapa rempah tersedia di halaman rumah.
Pepaya, pohon pisang, dan singkong bisa jadi selingan.
Setidaknya mereka jadi bisa beli beras, telur, mi instan.
“Wahyu suka sekali endog (telur). Kami bisa ambil jantung pisang untuk bikin jangan (sayur),” katanya.
(Baca juga: 4 Mainan yang Pernah Hits Pada Masanya, Anak 90'an Pasti Kenal)
Semua dijalani di sebuah rumah berdinding anyaman bambu dan kayu.
Lantainya masih tanah, dan kayu penyangga rumah masih baru.
3 Tahun Menghilang, Li Ziqi Akhirnya Comeback, Ini 5 Fakta Sang YouTuber Cantik Nomor 1 di China dan Alasan Sempat Hiatus
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |