Ketiga, banyak yang tidak menyadari bahwa kondisi pandemi virus corona tidak sama seperti bencana banjir, yang hitungan hari dan minggu bisa diselesaikan sambil bebersih.
Efek domino penularan virus corona mengharuskan semua orang berhenti.
Berhenti keluar rumah, berhenti menjalankan hidup ‘seperti biasanya’, berhenti yang apabila tidak dipahami jalan keluarnya maka berarti berhenti hidup sama sekali.
Tidak semudah itu orang dianjurkan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.
Sebab, tidak semua orang bekerja sebagai pegawai kantoran yang terhubung dengan internet.
Baca Juga: Alami Sendiri Penderitaan Idap Virus Corona, Ayah Rihanna: Aku Akan Mati!
Tidak semua anak punya gawai untuk mengunduh tugas, apalagi jika orangtuanya hanya bisa berteriak-teriak menyuruh mereka belajar tanpa harus paham apa yang dipelajari.
Petinggi kita hidup di alam khayal, seakan-akan kualitas pendidikan kita seperti di Korea Selatan.
Belum lagi anjuran isolasi mandiri.
Coba berkaca, berapa banyak keluarga yang jamban saja belum punya, bukan?
Source | : | Kompas.com,Covid19.go.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |