3. Aroma manis seperti tebu
Manis di sini adalah aroma kuat, tapi tidak amis.
Aroma seperti ini tidak perlu dikhawatirkan.
Aroma manis disebabkan oleh bakteri.
PH vagina merupakan ekosistem bakteri yang selalu berubah, salah satunya membuat bau manis.
Baca Juga: Sebelum Terlambat! Begini Tips Menjaga Kebersihan saat Menstruasi Kala Pandemi, Beda dengan Biasanya
4. Bau kimia mirip cairan pemutih
Bau mirip cairan pemutih atau amonia adalah tanda untuk pergi ke dokter.
Vagina berbau kimia bisa disebabkan oleh air seni.
Urine mengandung produk samping dari amonia yang disebut urea.
Penumpukan urine di pakaian dalam atau sekitar vulva bisa memunculkan aroma kimia.
Dan perlu diingat, urine berbau amonia adalah tanda dehidrasi.
Bacterial vaginosis (BV) juga bisa memicu bau ini.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ketika pertumbuhan BV melebihi normal, maka akan memicu infeksi yang paling umum menyebabkan bau vagina.
Gejala ini meliputi bau busuk dan amis, cairan berwarna abu-abu tipis, putih, atau hijau, rasa gatal, dan rasa terbakar saat buang air kecil.
Baca Juga: Menguak Teka-teki Masturbasi Bikin Jerawatan, Ahli Ini Ungkap Kebenarannya!
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id,GridHype.ID |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |