Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Menjaga kesehatan vagina adalah hal penting setiap perempuan.
Karena ini adalah organ vital yang sangat sensitif.
Dengan menjaga vagina tetap sehat, kita bisa menjadi perempuan yang sehat juga.
Sayangnya, ada banyak kondisi vagina yang enggak sehat.
Baca Juga: Tak Disangka, 3 Makanan Ini Bisa Jadi Pemicu Kanker Serviks, Hentikan Sekarang Juga!
Salah satunya adalah vagina yang berbau tidak sedap.
Aroma vagina pada setiap wanita tentu berbeda-beda.
Vagina yang agak berbau sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi.
Namun apabila aroma vagina berbau menusuk atau amis, mungkin saja hal ini termasuk pertanda gangguan kesehatan tertentu.
Apa yang menyebabkan vagina bau tidak sedap dan bagaimana cara mengatasinya?
"Sama halnya dengan usus, vagina memiliki microbiome yang terdiri dari berbagai bakteri. Banyak di antaranya adalah bakteri baik," ujar Mary Jane Minkin, MD, seorang profesor kebidanan klinis dan ginekologi dari Yale University School of Medicine di New Haven, Connecticut.
Dengan kata lain, vagina merupakan rumah bagi miliaran bakteri.
Dan susunan bakteri ini berubah setiap hari, terkadang setiap jam.
Baca Juga: Penting! 4 Hal yang Wajib Orangtua Ajarkan pada Anak di Masa Transisi New Normal
Nah, bakteri inilah yang memberi aroma khas pada vagina perempuan.
Perlu dicatat dan dimengerti, perubahan susunan bakteri pada vagina adalah hal normal.
Sementara itu, perbedaan bau khas pada vagina umumnya merupakan hasil dari siklus menstruasi, kebersihan daerah intim, keringat, dan petunjuk adanya masalah.
Dikutip Grid.ID dari Surya.co.id, PH pada vagina adalah faktor penting terkait aroma sedikit asam dan terkadang agak pengap tersebut.
Baca Juga: 6 Makanan yang Dipercaya Mempercepat Menstruasi, Nggak Ada Lagi Deh Ngeluh Telat Datang Bulan!
Perempuan pun diwajibkan untuk mengenali aroma vaginanya.
Pasalnya, bila dirasakan aroma sangat kuat yang mencurigakan, ini bisa menjadi petunjuk adanya masalah.
Bau vagina abnormal umumnya muncul karena infeksi atau masalah lain.
Hal ini biasanya disertai gejala lain seperti gatal, rasa terbakar, iritasi dan keputihan.
Baca Juga: Waspada! Ini Ciri-ciri Menstruasi Tidak Normal, Nomor 4 Sering Terjadi
Minkin yang sudah lebih dari 30 tahun berurusan dengan kesehatan wanita menjelaskan secara spesifik tentang aneka bau vagina dan penyebabnya:
1. Bau asam
Sangat umum bagi vagina memiliki aroma sedikit asam.
Beberapa orang menyamakan bau ini mirip dengan aroma makanan fermentasi, misalnya yogurt.
Menurut Minkin, beberapa makanan fermentasi seperti yogurt hingga bir mengandung jenis bakteri baik yang mendominasi vagina sehat, yakni Lactobacilli.
PH Vagina sehat sedikit asam, antara 3,8 sampai 4,5.
"Bakteri Lactobacilli menjaga vagina tetap asam dan ini berguna untuk melindungi vagina dari jenis bakteri jahat," ungkap Minkin.
2. Bau seperti tembaga
Banyak perempuan mengaku aroma vaginanya mirip seperti bau tembaga pada logam.
Jika kamu mengalaminya, jangan khawatir.
Hal ini tidak menandakan masalah serius.
Alasan vagina berbau logam karena darah mengandung zat besi yang baunya mirip logam.
Hal ini umumnya dialami ketika sedang menstruasi atau setelah berhubungan badan.
Selama menstruasi, darah dan jaringan tertentu gugur dari lapisan rahim dan keluar melalui saluran vagina.
Sementara itu, hal ini juga bisa dialami setelah berhubungan badan.
Pendarahan ringan setelah berhubungan seks bisa menjadi hal lumrah.
Ini biasanya disebabkan oleh vagina kering sehingga menyebabkan luka kecil atau goresan pada vagina.
Minkin mengatakan, aroma logam pada vagina akan hilang saat menstruasi berakhir.
3. Aroma manis seperti tebu
Manis di sini adalah aroma kuat, tapi tidak amis.
Aroma seperti ini tidak perlu dikhawatirkan.
Aroma manis disebabkan oleh bakteri.
PH vagina merupakan ekosistem bakteri yang selalu berubah, salah satunya membuat bau manis.
Baca Juga: Sebelum Terlambat! Begini Tips Menjaga Kebersihan saat Menstruasi Kala Pandemi, Beda dengan Biasanya
4. Bau kimia mirip cairan pemutih
Bau mirip cairan pemutih atau amonia adalah tanda untuk pergi ke dokter.
Vagina berbau kimia bisa disebabkan oleh air seni.
Urine mengandung produk samping dari amonia yang disebut urea.
Penumpukan urine di pakaian dalam atau sekitar vulva bisa memunculkan aroma kimia.
Dan perlu diingat, urine berbau amonia adalah tanda dehidrasi.
Bacterial vaginosis (BV) juga bisa memicu bau ini.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ketika pertumbuhan BV melebihi normal, maka akan memicu infeksi yang paling umum menyebabkan bau vagina.
Gejala ini meliputi bau busuk dan amis, cairan berwarna abu-abu tipis, putih, atau hijau, rasa gatal, dan rasa terbakar saat buang air kecil.
Baca Juga: Menguak Teka-teki Masturbasi Bikin Jerawatan, Ahli Ini Ungkap Kebenarannya!
5. Vagina mirip bau badan
Terkadang vagina memiliki aroma mirip bau badan.
Tak lain ini karena ada kelenjar keringat di sana.
Ketika perempuan sedang mengalami stres emosional, bau ini akan muncul.
Seperti diketahui, tubuh manusia memiliki dua jenis kelenjar keringat, apokrin dan ekrin.
Kelenjar ekrin menghasilkan keringat untuk mendinginkan tubuh dan kelenjar apokrin untuk merespons emosi.
Kelenjar aprokin ada di ketiak dan pangkal paha manusia.
Inilah mengapa, saat sedang stres dan cemas, kelenjar apokrin akan menghasilkan cairan tak berbau mirip susu.
Namun ketika cairan ini bersentuhan dengan bakteri vagina, maka akan menghasilkan aroma menyengat.
6. Bau amis mirip ikan busuk
Vagina yang berbau amis disebabkan oleh senyawa kimia bernama Trimethylamine, senyawa yang juga bertanggung jawab pada aroma ikan busuk.
Ada dua hal yang menyebabkan bau ini, yakni Bacterial vaginosis (BV) dan Trikomoniasis.
"Anda memiliki BV bila ada pertumbuhan bakteri anaerob berlebih di vagina. Bakteri anaerob ini bau," ujar Minkin.
Sementara itu, trikomoniasis merupakan infeksi menular seksual yang paling umum dapat menyebabkan bau vagina dan bisa diobati dengan antibiotik.
Dalam kasus yang jarang terjadi, bau amis adalah indikasi kondisi yang lebih serius.
Penting dipahami, aroma khas pada vagina berhubungan erat dengan PH, dan ada banyak hal yang bisa memengaruhi pH Anda.
Menopause juga dapat memengaruhi pH vagina.
"Karena kekurangan estrogen, wanita yang mengalami menopause berakhir dengan mukosa vagina yang lebih sedikit," kata Minkin.
Mukosa vagina melapisi vagina dan memelihara bakteri Lactobacilli.
Jadi, tanpa sel-sel ini, kamu bisa mendapatkan pH yang jauh lebih tinggi.
Semakin baik kamu memahami bau yang dihasilkan oleh vagina dari hari ke hari, semakin kamu paham jika ada sesuatu yang salah," tandasnya.
Sementara itu, untuk mengatasi sekaligus mencegah vagina bau, kamu dapat melakukan langkah-langkah berikut ini:
Baca Juga: Kenali Gejala dan Penyebab Takikardia yang Sedang Diidap Jessica Iskandar, Bisa Menyerang Siapapun!
· Menjaga area vagina agar tetap kering
· Membersihkan vagina dengan benar
· Mengurangi konsumsi makanan beraroma kuat
· Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
· Mencukur bulu miss V
· Pilih celana dalam bahan katun
Jika kamu mengalami vagina bau yang tidak kunjung sembuh atau aromanya malah makin menyengat disertai rasa gatal, pendarahan tanpa sebab, atau munculnya keputihan abnormal.
Kamu harus langsung memeriksakan diri ke dokter, ya.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id,GridHype.ID |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |