“Jika tangki penampungan bocor dan airnya meresap ke dalam air tanah, unsur Tritium akan menyebar dan mencemari lapisan air tanah yang volumenya relatif kecil dan hanya mengalami pengenceran skala kecil“, tambah profesor tamu di Universitas Fukushima ini.
Prof. Steinhauser menilai, membuang air tercemar Tritium yang sudah difilter dari tangki penampungan langsung ke samudra menjadi solusi paling bagus dan paling aman bagi manusia dan lingkungan.
“Ini solusi yang direkomendasikan banyak pihak, termasuk dari lembaga atom internasional," papar pakar radioekologi itu.
Apa bahaya unsur radioaktif Tritium bagi manusia?
Unsur radioaktif Tritium adalah isotop Hidrogen dengan rumus H3 atau juga disebut air berat.
Walaupun unsurnya tergolong radioaktif, namun pancaran betanya tergolong lemah dan tidak berbahaya seperti Cesium-137 atau Strontium-90.
Pelindung lapisan plastik atau juga kulit manusia, sudah mencukupi untuk mencegah radiasinya masuk tubuh.
Perusahaan PLTN Fukushima, Tepco sebelumnya mengumumkan, melakukan proses penyaringan air pendingin tercemar radioaktif dengan Advanced Liquid Processing System-ALPS.
Sistem filterisasi ini, disebutkan mampu menyaring 62 jenis radionuklida. Hanya unsur Tritium yang tidak bisa difilter dengan sistem ALPS.
“Tritium tidak menimbulkan bahaya bagi manusia maupun lingkungan, jika secara perlahan diencerkan dengan dibuang ke laut. Kadarnya sangat kecil dibanding dengan sisa uji coba atom yang masih ada di lautan," jelas Prof. Steinhauser.
"Dan dalam waktu singkat akan diencerkan di bawah ambang batas yang ditetapkan. Jadi seharusnya tidak ada seorangpun yang perlu ketakutan“, tegasnya.
Mendadak Catwalk, Fitri Tropica Bangga Berhasil Ajak sang Suami Tampil Jadi Model
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |