Pernyataan ini diamini Burkhard Heuel-Fabianek kepala bagian perlindungan radioaktif di pusat riset Jülich di Jerman.
“Pembuangan air limbah pendingin dari PLTN Fukushima secara 'radiologis' tidak bermasalah. Juga jika Tritium masuk ke tubuh, risikonya sangat rendah. Karena Tritium praktis merupakan bagian dari air, tubuh akan membuangnya lagi dengan cepat," ujar Heuel-Fabianek kepada DW.
Tidak membahayakan lingkungan?
Pakar Radioekologi Steinhauser juga menyatakan, Tritium tidak menimbulkan risiko bagi lingkungan.
“Tritium tidak akan terakumulasi seperti Merkuri dalam tubuh ikan tuna. Tritium adalah isotop radioaktif Hidrogen dalam bentuk molekul air, yang akan terus menerus terencerkan oleh air laut," pungkas Prof. Steinhauser.
Tepco menyebutkan, sebelum dibuang ke samudra Pasifik, air pendingin reaktor Fukushima yang tercemar unsur radioaktif akan terus diencerkan, hingga mencapai nilai ambang batas aman 60.000 Becquerel per liter.
Itu merupakan standar internasional untuk pembuangan Tritium ke laut.
Diperkirakan pembuangan air limbah pendingin PLTN itu akan dilakukan jauh dari pesisir, yakni dikawasan laut lepas, agar tidak menimbulkan bahaya pencemaran tambahan.
Tepco juga menawarkan alternatif, dengam menguapkan air tercemar Tritium hingga habis.
Namun alternatif ini disebut para ilmuwan di Tepco mengundang risiko pencemaran udara yang lebih sulit dikendalikan.
Karena angin bisa menyebarkan pencemaran itu ke wilayah yang lebih luas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima Akan Dibuang ke Laut, Apa Bahayanya?"
(*)
Jennifer Coppen Akui Berat Badannya Turun hingga Pernah Terpikir Ingin Mengakhiri Hidup Sepeninggal Dali Wassink: Terlintas di Otakku
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |