Warga Tionghoa pun menjadi salah satu penjual pempek yang didapat dari masyarakat Palembang.
Saat itu, orang Tionghoa terkenal sebagai ahli dagang.
Tercatat pada tahun 1916, pempek mulai dijajakan dengan penjual yang berjalan kaki dari kampung ke kampung, khususnya di kawasan keraton (Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang).
Baca Juga: Sempat Gagal di Bisnis Kuliner, Baim Wong Akhirnya Terjun ke Dunia Youtube Demi Kestabilan Ekonomi
Uniknya, nama pempek berasal dari sebutan pembeli kepada penjual kelesan.
"Empek adalah sebutan bagi orang Tionghoa yang menjajakan kelesan. Para pembeli yang biasa membeli kelesan dan rata-rata anak muda, sering memanggil penjual kelesan dengan kalimat, 'Pek, empek, mampir sini!'," jelas Andi.
Dari sebutan inilah akhirnya panggilan pempek lebih populer dari kelesan.
Nama pempek bahkan bertahan hingga saat ini.
Nah, jika kamu tertarik membuat pempek, bisa dibilang susah-susah gampang.
Hal ini karena kesulitan pempek ada pada teknik mencampur dan konsistensi adonan.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |